Sarah Ali, Spesialis Penebang Pohon Itu Kini Terbaring tak Berdaya
MASIH ingat lelaki yang menebang pohon raksasa berusia ratusan tahun yang tumbuh rindang di depan Asrama
MASIH ingat lelaki yang menebang pohon raksasa berusia ratusan tahun yang tumbuh rindang di depan Asrama TNI Kodim 0110 Abdya? Ya, lelaki itu adalah Salah Ali (50). Hidup pria spesialis penebang pohon raksasa, bahkan yang berbau mistis itu, kini kondisinya amat memperihatinkan. Sarah Ali yang sehari-hari dipanggil Ogek saat ini terbaring tak berdaya di kediamannya di Kompleks Base Camp Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh.
Kondisi ini terjadi setelah pada Rabu (6/12) lalu, ia mengalami kecelakaan serius ketika menebang pohon kelapa seorang warga di Desa Geulima Jaya, Susoh. Warga memang sering meminta jasa Ogek untuk menebang pohon yang sudah membahayakan keselamatan bangunan rumah, termasuk pohon kelapa yang menjulang tinggi. Namun kali ini petualangan Ogek berakhir tragis. Ia jatuh dari ketinggian saat menebang pohon kelapa yang tampaknya sudah mulai mati dan lapuk pada bagian atas karena tidak ada lagi pelepah dan daun.
Ibra (18), putra Ogek kepada Serambi mengatakan ayahnya menebang batang kelapa tersebut dengan cara memanjat menggunakan tali pengaman. Dari ketinggian tertentu, pohon kelapa tersebut direncanakan akan dipotong menjadi beberapa bagian menggunakan parang khusus. Naas kali ini, ketika Ogek sudah berada pada ketinggian yang dinilai tepat dan kegiatan memotongan pohon mulai dilakukan, tanpa disadari batang bagian bawah dari tempat tubuh Ogek menempel sudah mulai lapuk.
Lalu, batang kelapa tersebut patah pada titik yang sudah lapuk sekaligus menyeret tubuh Ogek hingga jatuh menghatam keras permukaan tanah. Tubuh Ogek jatuh dalam kondisi bahu dan paha sebelah kiri terjepit batang kelapa. Pemilik pohon dan sejumlah warga, termasuk seorang anggota keluarga yang menyaksikan peristiwa sangat dramatis tersebut segera memberi pertolongan.
Ogek dalam kondisi tidak berdaya segera dilarikan ke RSU Teungku Peukan di Padang Meurantee untuk mendapat pertolongan secara medis. Dari hasil rongent rumah sakit yang diperlihatkan anggota keluarga kepada Serambi, Kamis (21/12) tampak tulang bahu dan paha sebelah kiri Ogek dalam keadaan hancur akibat terhimpit batang kelapa yang jatuh bersamaan menghantam keras permukaan tanah.
Akibat peristiwa itu Ogek kini terbaring dalam keadaan tidak berdaya di ruang keluarga rumahnya selama 16 hari terakhir. Lelaki asal Nias ini tidak bisa duduk, untuk makan dan minum dilakukannya dalam posisi terbaring atau terlentang. Ibra mengatakan tidak menyalahkan siapa pun atas peristiwa yang barang kali akan mengakhiri profesi ayahnya yang sudah dilakoninya berpuluh tahun.
“Kami terima peristiwa ini sebagai sebuah takdir,” katanya didampingi ibunya Nurhakiman (45). Dokter di RSU Teungku Peukan menyarankan agar Sarah Ali dibawa (dirujuk) ke RSU Zainoel Abidin Banda Aceh untuk penanganan lebih lanjut. Tapi, Ibra bersama anggota keluarga sepakat membawa pulang orang tuanya ke rumah untuk diobati secara tradisional (obat kampung).
Ibra kini menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Seperti diketahui Sarah Ali alias Ogek sempat menjadi pusat perhatian masyarakat Abdya pada November 2016 lalu. Betapa tidak, ia menerima tawaran Pemkab Abdya untuk menebang pohon trembesi raksasa di depan Asrama TNI Kodim 0110 Abdya, Jalan Sentral, Kota Blangpidie. Ada pun yang membuat warga tercegang adalah pohon raksasa yang berumur ratusan tahun yang ditanam pada zaman Belanda itu dikait-kaitkan dengan hal yang berbau mistis.
Sebelumnya, beberapa warga angkat tangan, tapi Ogek menyatakan sanggup menebang. Pohon besar tersebut memang tidak bisa dipertahankan lagi karena dinilai membahayakan keselamatan warga. Namun Ogek sukses menebangnya. Atas pekerjaannya itu Sarah Ali menerima upah Rp 20 juta plus didaftarkan dalam asuransi jiwa pada Bumi Putera selama kegiatan penebangan berlangsung. Ogek berhasil menebang pohon raksasa itu dalam satu bulan dari 12 hari yang direncanakan sebelumnya. (zainun yusuf)