Laporan Pentagon Bocor, Ungkap Rusia Punya Drone Bawah Air Mampu Bawa Hulu Ledak Nuklir Terbesar

kapal selam tak berawak itu mampu membawa hulu ledak berkekuatan 100 megaton yang merupakan hulu ledak terbesar di dunia

Editor: Muhammad Hadi
Kemungkinan seperti ini bentuk drone bawah air Rusia yang bisa mengangkut hulu ledak nuklir berkekuatan 100 megaton.(Daily Mail) 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah laporan Pentagon yang bocor mengklaim Rusia memiliki drone bawah air yang mampu membawa hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Keberadaan kapal selam tak berawak ini sudah menjadi bahan pembicaraan sejak lama.

Namun, laporan Nuclear Posture Review dari Pentagon mengkonfirmasikan rumor tersebut.

Baca: Misteri Ditemukan Masjid Sembilan Kubah Berusia 1.000 Tahun, Berkilau Karena Dilapisi Batu Lazuli

Laporan tersebut memperingatkan adanya upaya Rusia untuk meningkatkan cadangan senjata nuklirnya di saat Amerika Serikat justru mengurangi persenjataanya.

Menurut majalah Newsweek, kapal selam tak berawak itu mampu membawa hulu ledak berkekuatan 100 megaton yang merupakan hulu ledak terbesar di dunia.

Baca: Video Mesum Bocah SD dengan Wanita Dewasa akan Diedarkan di Rusia, Dibanderol dengan Bitcoin

Rancangan laporan, yang pertama kali dipublikasikan The Huffington Post itu, berisi sebuah ilustrasi grafis wahana pembawa nuklir baru yang tengah dikembangan AS, Rusia, Korea Utara, dan China sejak 2010.

Di antara lima wahana pengangkut nuklir milik Rusia disebut "status-6 AUV" yang artinya wahana itu berupa drone bawah air tanpa awak.

Baca: Ilmuwan Turki Klaim Kapal Nabi Nuh Bertenaga Nuklir dan Gunakan Ponsel saat Hubungi Anaknya

Drone bawah air Status-6 itu, yang disebut Kanyon oleh Pentagon, diduga sudah dimiliki Rusia sejak 2016.

Kapal selam nirawak itu dikabarkan memiliki daya jelajah hingga hampir 10.000 kilometer dengan kecepatan maksimal 56 knot atau 103 kilometer per jam.

Baca: Ini Kenyataan Bukan Ancaman, Kim Jong Un : Tombol Nuklir Ada di Meja Saya

Artinya, drone bawah air itu mampu mengangkut hulu ledak nuklir hingga ke jarak terdekat dengan daratan Amerika Serikat.

OtoritaS keamanan AS mendeteksi adanya uji coba pada 27 November 2016 setelah drone itu diluncurkan dari kapal selam kelas Sarov. Demikian dikabarkan situs berita Washington Free Beacon.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved