Dua Tahun Ditelantarkan, Warga Ancam Jadikan Pustu sebagai Kantor Mukim
Akibat pustu belum berfungsi, warga di enam desa harus berjalan sekitar lima kilometer saat berobat di Puskesmas Pidie.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Yusmadi
Laporan Muhammad Nazar | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Puskesmas Pembantu (Pustu) di Gampong Bie, Kemukiman Utue Buloh, Kecamatan Pidie, sudah dua tahun ditelantarkan.
Pustu tersebut telah menguras dana APBK Pidie sekitar Rp 500 juta.
Namun, Pemkab belum menempatkan petugas medis di pustu yang terletak di pinggir jalan Grong-Grong menghubungkan Kecamatan Batee.
(Baca: 280 Unit Kios untuk Dhuafa di Agara Telantar, Proyek Bernilai Rp 6 Miliar Itu Dinilai Sia-sia)
Akibat pustu belum berfungsi, warga di enam desa harus berjalan sekitar lima kilometer saat berobat di Puskesmas Pidie. Kelima desa itu adalah Seuke, Paya Linteung, Alue, Blang Kula, Bie dan Desa Batee.
"Warga sangat kecewa belum difungsikan pustu. Jika 2018 ini, pustu itu tetap tidak difungsikan, maka akan beralih fungsi menjadi kantor mukim," tukas Imum Mukim Utue Buloh, Tgk Basri, kepada Serambinews.com, Selasa (16/1/2018).
Ia menambahkan, kekecewaan warga kepada Pemkab, lantaran warga telah menghibahkan tanah untuk pembangunan pustu.
(Baca: Proyek Jalan Ditelantarkan)
Dengan harapan pustu bisa dibangun, dan warga mudah berobat.
Tapi, kata Tgk Basri, di saat pustu itu telah selesai dikerjakan dengan menguras dana sekitar Rp 500 juta, sayangnya pustu itu belum ditempati petugas medis.
"Kita menyayangkan akibat pustu itu terbengkalai, kawanan kambing sering berkeliaran di pustu itu. Belum lagi sebagian atap pustu telah rusak akibat tidak adanya perawatan," tandasnya. (*)