Kepolisian Iran Tangkap 20 Perempuan, Dituduh Ikut Unjuk Rasa Menentang Kewajiban Pakai Hijab
Pada Kamis (1/2/2018), kepolisian mengatakan, para peserta kampanye antihijab ini adalah korban hasutan dari luar Iran
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN — Kepolisian Iran menangkap 20 perempuan yang dituduh mengikuti aksi unjuk rasa menentang kewajiban mengenakan hijab.
Aksi protes ini diikuti para perempuan di berbagai penjuru Iran dengan cara naik ke atas boks jaringan telepon dan melepas hijab mereka, lalu melambai-lambaikannya.
Salah satu foto aksi unjuk rasa itu berasal dari kota Mashhad yang memperlihatkan seorang perempuan berhijab berdiri di atas kotak gardu jaringan telepon sambil memegang hijabnya sebagai bentuk solidaritas terhadap gerakan ini.
Pada Kamis (1/2/2018), kepolisian mengatakan, para peserta kampanye antihijab ini adalah korban hasutan dari luar Iran melalui televisi satelit.
(Baca: Jelang Real Madrid Lawan Levante, Cristiano Ronaldo Dikabarkan Mengalami Cedera Betis)
(Baca: Rem Blong di Jalan Menurun, Truk Angkut Beko Terbalik di Gle Meulinteung Pidie)
"Menyusul seruan dari sebuah stasiun televisi satelit dengan nama kampanye White Wednesdays, 29 perempuan yang memutuskan melepas hijab telah ditangkap," demikian dikabarkan kantor berita Tsanim.
Sementara aksi unjuk rasa ini menjadi berita utama harian berhaluan reformis Shargh dengan judul "Reaksi terhadap dilepasnya hijab di jalan raya".
Soheila Jolodarzadeh, perempuan anggota parleman Iran, mengatakan, unjuk rasa semacam ini hanya akan memberikan waktu,
"Kondisi ini terjadi karena pendekatan kita yang salah," kata Soheila Jolodarzadeh, perempuan anggota parleman Iran, dikutip kantor berita Ilna.
(Baca: Temukan Buku Berbau Pornografi di SMPN2 Sungai Raya, Anggota DPRK Laporkan ke Polres)
(Baca: Usai Diizinkan Mengemudi, Arab Saudi Siapkan Aturan Izinkan Perempuan Jadi Sopir Taksi)
"Kita memberikan berbagai larangan terhadap perempuan dan membuat mereka hidup di bawah kekangan yang tidak perlu. Itulah sebabnya para gadis ini mengibarkan hijabnya," tambah Soheila.
Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri menggambarkan aksi unjuk rasa ini sebagai sikap kekanak-kanakan, emosional, dan termakan hasutan dari luar negeri.
Masih Alinejad, aktivis dan jurnalis asal AS, memulai kampanye White Wednesdays sejak 17 Mei 2017. Tujuannya adalah mendorong para perempuan mengenakan hijab putih atau melepasnya sebagai bentuk protes.