RSU Sigli Sukses Operasi Pasien Hidrosefalus
Rumah Sakit Umum Tgk Chik Di Tiro, Sigli, Pidie, Sabtu (3/2) melakukan operasi terhadap dua pasien
SIGLI - Rumah Sakit Umum Tgk Chik Di Tiro, Sigli, Pidie, Sabtu (3/2) melakukan operasi terhadap dua pasien, penderita hidrosefalus (hydrocephalus) dan bedah tulang belakang. Pihak RSU Sigli menyatakan, operasi bedah saraf untuk dua pasien tersebut, merupakan yang pertama dilakukan oleh RSU di tingkat kabupaten di Aceh.
Direktur RSU Tgk Chik Di Tiro Pidie, drg Faisal Mars kepada Serambi Sabtu (3/2/2018) mengatakan, operasi bedah saraf terhadap dua pasien penderita hidrosefalus dan bedah penyempitan saraf tulang belakang atau spina linea ini, dilakukan pihaknya dengan melibatkan Dr Endro Basuki SpBS (K) Mkes dari bedah saraf RSU Pusat, Dr Sardjito Yogyakarta.
"Dalam operasi ini turut melibatkan tim dokter anak dan tim dokter bedah lokal dengan jumlah 10 orang," sebutnya.
Faisal memaparkan, kedua operasi ini dilakukan pihaknya untuk menjawab kebutuhan, di mana semakin banyaknya kasus pasien stroke maupun kecelakaan lalulintas. Selain itu, salah satu dokter yang mengabdi di RSU Sigli, saat ini masih menjalani pendidikan bedah saraf di Yogyakarta, sehingga dengan sendirinya memberikan ruang tersendiri untuk melakukan operasi terhadap kedua pasien ini.
Apalagi RSU Tgk Chik DiTiro Sigli telah berkerja sama dengan pihak RSU Dr Sardjito Yogyakarta. Dengan suksesnya dua operasi tersebut, lanjut Faisal, maka ke depan, RSU Chik Di Tiro Pidie dapat menjadi rujukan bagi pasien yang akan diambil tindakan operasi bedah saraf, termasuk pasien di luar Kabupaten Pidie.
Sementara itu, Dr Endro Basuki SpBS (K) MKes kepada Serambi Sabtu (3/2) mengatakan, operasi bedah terhadap pasien hidrosefalus ini tidaklah murni normal secara 100 persen, akan tetapi sebagai upaya untuk meminimalisir penyakit tersebut. "Langkah bedah ini untuk menghentikan agar pertumbuhan kepalanya tidak terlalu besar," ujarnya.
Demikian halnya dengan pasien bedah tulang belakang akibat pertumbuhan yang tidak normal yang menimbulkan benjolan pada bagian tulang belakang. “Ini patut diambil tindakan dengan bedah saraf akibat kurang normal agar pertumbuhan lebih baik,” ujarnya.
Dr Endro Basuki, meski operasi berjalan lancar, tetap saja ada konsewensi dan resiko yang muncul pascaoperasi bedah ini. Menurutnya, hal ini sudah disampaikan dan disetujui oleh pihak keluarga. Karenanya, Dr Endo Basuki berharap doa dari semua pihak agar operasi yang telah dilaksanakan dengan lancar itu membuahkan hasil sebagaimana diharapkan.(c43)