Subhanallah! 17 Tahun Dikubur Jenazah Warga Singkil Ini Masih Utuh, Ini Kebiasaan Semasa Hidupnya

Menurut Buyung alasan pemindahan karena kuburan almarhum di Desa Pemuka Lama mulai tergerus erosi sungai.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Yusmadi
Facebook
Pemilik akun facebook Budi Manik ungguh foto jenazah yang masih utuh walau telah dikubur belasan tahun silam, Selasa (6/2/2018). 

Laporan Dede Rosadi | Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Jenazah penduduk Desa Pemuka, Singkil, Aceh Singkil, almarhum Kindek, ditemukan masih utuh walau telah dikubur sekitar 17 tahun silam.

Hal itu diketahui ketika pihak keluarga memindahkan jenazah almarhum dari pemakaman di pinggir sungai (Desa Pemuka lama) ke pemakaman umum Desa Suka Damai, Singkil, Selasa (6/2/2018).

Foto jenazah yang masih utuh itu pertama kali diunggu akun facebook Budi Manik.

Jenazah diletakan di atas perahu di sungi ditutup kain.

Baca: Subhanallah, 5 Tahun Dikuburkan Jenazah Pelacur ini Masih Utuh dan Wangi

"kuasà allah org ini 17 th di kubur saat di bongkar masih utuh di ds pamuka pinggir sungai," demikian keterangan foto yang diunggah akun facebook Budi Manik.

Postingan tersebut langsung memancing komentar warga net. Umumnya mempertanyakan lokasi, keseharian serta nama almarhum.

Sementara itu Buyung Senang, tokoh masyarakat Desa Pemuka, ketika dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan informasi jenazah almarhum Kindek tetap utuh walau telah dikebumikan belasan tahun lalu.

Baca: Netizen Menangis Baca Curhat Gadis Aceh Baru Nikahi Ajudan Kapolda, Suaminya Meninggal Hendak Shalat

"Ia tetap utuh," kata Buyung dihubungi melalui telpon selulernya.

Menurut Buyung alasan pemindahan karena kuburan almarhum di Desa Pemuka Lama mulai tergerus erosi sungai.

"Posisnya makin dekat ke sungai makanya pihak keluarga memindahkan ke pemakaman umum di Desa Suka Damai. Lokasi pemakaman memang di Suka Damai, tapi milik bersama penduduk Pemuka dan Suka Damai," jelas Buyung.

Sepengetahuan warga, semasa hidupnya almarhum dikenal shaleh. Profesi sehari-harinya berjualan kacang kuning.

Namun saat Ramadhan, aktivitas duniawinya ditinggalkan. Selama sebulan penuh hanya diisi untuk beribadah.

"Kalau kehidupannya sehari-hari orangnya bersahaja dan semua orang akan tahu almarhum setiap tahun mengumpulkan hasilnya untuk istirahat satu bulan yakni bulan puasa," kata Buyung. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved