Selama 8 Jam Bocah Dua Tahun Itu Menatap Mayat Ibunya Tergantung
TRAGIS, miris, memilukan. Begitulah akhir perjalanan hidup seorang perempuan muda bernama Laila Maghfirah

TRAGIS, miris, memilukan. Begitulah akhir perjalanan hidup seorang perempuan muda bernama Laila Maghfirah (22), warga Kampung Bukit Mulie, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah. Dia tewas mengenaskan di tangan suaminya sendiri, Suryadi (30). Jenazahnya digantung untuk mengesankan korban bunuh diri. Namun, hamba hukum tak bisa dikelabui.
Kesedihan tidak berakhir sampai di situ. Soalnya, setelah Laila menghadap Sang Khalik dan Suryadi harus mendekam di balik jeruji besi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, seorang anak yang masih berusia dua tahun, Aqila Oktaviani mendadak harus kehilangan kedua orangtua tempat dia bergantung. “Sepanjang malam dia menangis dan meronta-ronta memanggil ibu dan ayahnya,” kata Warjo, kakek dari bocah tak berdosa itu. Warjo adalah ayah dari Suryadi, tersangka pembunuh Laila Maghfirah.
Kapolres Bener Meriah, AKBP Fahmi Irwan Ramli melalui Kapolsek Timang Gajah, Ipda Jufrizal SH mengatakan, setelah mayat korban digantung, tersangka membuka jendela rumah dengan tujuan agar tetangga dapat melihat korban gantung diri. Selanjutnya pelaku pergi ke kebun untuk memanen kopi, meninggalkan korban dan anaknya. Dia baru kembali ke rumah sekitar pukul tiga sore. “Itu artinya sejak pagi sampai sore atau sekitar delapan jam anak itu dibiarkan bersama mayat ibunya yang tergantung,” kata Ipda Jufrizal.
Ketika sampai di rumah, tersangka ‘memainkan’ lagi bagian drama yang dilakoninya. Dia berteriak minta tolong dan menangis sejadi-jadinya karena menemukan istrinya tewas dalam kondisi tergantung. Maka, masyarakat pun geger. Polisi turun tangan.
Pada malam harinya, ketika jenazah ibunda dibawa ke Puskesmas Lampahan untuk visum dan ayahandanya dibawa polisi untuk menjalani proses hukum, menangislah Aqila sejadi-jadinya. “Dia mengamuk sampai dinihari dan terus memangil-manggil ayah serta ibunya. Ayah mana, ibu mana,” kata Warjo sambil menahan sedih.
Menurut Warjo, ketika jenazah Laila Maghfirah dibawa untuk dimakamkan di kampung orangtuanya di Alur Item, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, Senin (5/3) pagi, Aqila dibawa serta. Namun, atas permintaan keluarga dari pihak ibunya, Aqila langsung diminta tinggal bersama neneknya di Alur Item.
“Saya semakin sedih karena selama ini Aqila sangat manja dengan saya. Kasihan sekali cucu saya yang mendadak ditinggal mati oleh ibunya sedangkan sang ayah harus mendekam di penjara. Mudah-mudahan dia baik-baik saja dengan neneknya di sana,” ucap Warjo, lirih. (c51)