Disebut Mengandung Partikel Plastik di Air Minum Produk Mereka, Ini Pernyataan Aqua dan Nestle
Danone mengatakan tidak bisa mengomentari kajian tersebut karena "metodologi yang digunakan tidak jelas".
SERAMBINEWS.COM - Organisasi jurnalisme, Orb Media, memimpin investigasi terhadap 11 merek minuman kemasan taraf dunia dan lokal.
Tujuan penelitian mereka adalah meneliti kandungan plastik di dalam botol kemasan
Dalam melakukan penelitiannya, mereka menggandeng State University of New York di Amerika Serikat.
Dari 11 merek minuman, mereka mendapati air di dalam Aqua Danone dan Nestle Pure Life yang tersebar di Indonesia mengandung partikel plastik.
Bahkan, merek Evian dan San Pellegrino tak luput dari temuan partikel plastik tersebut.
"Kami menemukan (plastik) di dalam botol demi botol dan merek demi merek," kata Sherri Mason, profesor kimia dari State University of New York yang dilibatkan dalam investigasi, kepada BBC seperti dilansir Serambinews.com dari Kompas.com.
(Baca: Ahli Temukan Air di Botol Aqua dan Nestle Ditengarai Mengandung Partikel Plastik)
(Baca: Heboh Air dalam Botol Aqua dan Nestle Mengandung Partikel Plastik, BPOM Angkat Bicara)
(Baca: Bahaya dan Dampak Air Minum Mengandung Partikel Plastik Bagi Tubuh Manusia, Ini Penjelasan Ahli)
"Ini bukan soal mencari kesalahan merek tertentu. Ini benar-benar ingin menunjukkan bahwa hal tersebut ada di mana-mana bahwa plastik menjadi materi yang menyebar di masyarakat kita dan bisa menembus air. Semua produk ini adalah yang kita konsumsi pada level mendasar," sambungnya.
Saat ini, memang tak ada bukti yang mengungkap bahwa mencerna plastik dalam wujud sangat kecil (mikroplastik), dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit.
Namun, memahami potensi dampaknya adalah bidang yang dikaji dalam sains.
Nestle menyatakan telah memulai uji mikroplastik secara internal sejak dua tahun lalu dan hasilnya plastik tidak dideteksi "di atas level pendeteksian".
Seorang juru bicara Nestle menambahkan bahwa kajian Profesor Mason meluputkan beberapa langkah kunci, untuk menghindari "hasil positif yang salah".
Dia juga mengatakan pihaknya mengundang Orb Media untuk membandingkan metode.