Hasil Panen Padi di Pidie Turun Drastis, Mulai dari Pupuk Langka Hingga Irigasi tak Maksimal
perolehan hasil panen pada tahun ini justru menurun menjadi 5 ton dalam per hektare-nya.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Zaenal
lihat foto
Laporan Idris Ismail | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Hasil panen padi pada akhir musim rendengan tahun ini di berbagai kecamatan di Pidie menurun 2 sampai 3 ton dalam setiap hektare.
Syukuri Ahmad (45) salah seorang petani di Kemukiman Teubeng, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, kepada Serambinews.com, Jumat (23/3/2018) mengatakan, setelah ditimbang hasil panen padi musim rendengan tahun ini menurun hingga 40 persen.
"Biasanya setiap musim panen rata-rata petani memperoleh hasil mulai 7 sampai 8 ton per hektare-nya," kata dia.
(Baca: Polisi Usut Siapa Saja Pria Hidung Belang)
(Baca: Waktu Kecil Sering Sakit-sakitan, Nama Bung Karno Ternyata Pernah Diruwat)
Namun, perolehan hasil panen pada tahun ini justru menurun menjadi 5 ton dalam perhektarenya.
Maka dengan demikian penurunan hasil panen rata-rata mencapai 2 sampai 3 ton/Ha.
Menurut Syukri Ahmad penurunan hasil panen ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Di antaranya akibat sempat terhentinya pasokan pupuk urea, phonska, hingga SP-36.
“Saat setengah perjalanan usia padi, pupuk sulit didapat di pasaran alias langka, baik di tingkat distribotor maupun di tingkat agen-agen pengecer,” kata Syukuri.
Faktor lainnya adalah serangan hama walang sangit dengan populasi lebih tinggi, sehingga menyebabkan bulir tanaman padi menjadi tak berisi.
Berbagai upaya saprodi penyemprotan telah dilakukan, tapi tetap saja tidak maksimal.
Termasuk dengan persoalan suplai air yang tidak maksimal dari saluran irigasi mengingat musim hujan yang rendah.(*)
