Dresiska Latifu Faisal: On Stage Aku Rasakan Kenyamanan Itu

KETIKA ditanya kenapa suka berkarier di dunia nyanyi, inilah jawaban Dresiska Latifu Faisal

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Dresiska Latifu Faisal: On Stage Aku Rasakan Kenyamanan Itu
Dresiska Latifu Faisal

KETIKA ditanya kenapa suka berkarier di dunia nyanyi, inilah jawaban Dresiska Latifu Faisal. “I can speak a lot without speaking. Because honestly, I’m an introvert person who just can speak a lot when I’m being in the comfortable place (Aku bisa berbicara banyak tanpa berbicara. Karena sejujurnya, aku orangnya introvert yang hanya bisa berbicara banyak ketika aku berada di tempat yang nyaman).”

Chika atau Siska (panggilannya) juga menekankan di panggung itulah dirinya. “On stage (di panggung), aku merasakan kenyamanan itu.”

Chika juga memaparkan sederet pengalaman ketika dia menjalani kesenimanannya di bidang tarik suara. Antara lain mendapat teman-teman baru yang super talented, bekerja sama dengan orang-orang hebat seperti Terry, pelatih fokalnya di Sunsilk Hijab Hunt), dan yang lainnya dipercayakan menjadi juri singing competition.

Namun begitu, ia merasa tetap deg-degan juga sebelum manggung. Yang tak kalah mengembirakannya adalah ikhwal respons follower-nya di Instagram. “Have so many followers on my Instagram (mendapat banyak sekali pengikut di Instagram-ku), dan masih banyak lagi yang gak bisa dirinci satu-satu dari pengalamanku,” cetus dara Semester IV UIN Ar-Raniry, yang sampai wawancara ini diturunkan, ia ber-follower Instagram 37.000 orang.

Mahasiswi kelahiran Banda Aceh, 30 Juli 1998 yang sedang menempuh Pendidikan Bahasa Inggris UIN Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh ini, merasa benar-benar bisa menjadi diri sendiri di atas panggung. Mendapat perhatian mata penonton, riuhnya tepuk tangan mereka, sampai nyanyi bareng, adalah sesuatu yang paling menyenangkan dalam bernyanyi. “Ibaratnya, effort (upaya) yang aku lakukan setelah beberapa hari latihan, menghafal lirik hari-hari sebelumnya, terbayarlah sudah. Sukanya lagi, dikenal banyak orang, baca komentar positif di video yang aku unggah, earn money to buy anything I want (mendapatkan uang untuk membeli apa yang kuinginkan), he...he,” ujar Chika dalam senyum penuh makna.

Tapi jangan salah, tak semua jalannya mulus. Ada juga yang membuat kesal di hatinya, saat dia sedang eksyen di panggung, yang buntut-buntutnya, di Instagram dirinya dituduh sebagai sosok lypsinc. “Seriously, I never do that (serius aku tak pernah melakukan itu),” geram Chika.

Namun ibarat anjing menggonggong kafilah berlalu, Chika, terus menyeruak belantara seni fokal. Karena ia ingin menjadi profesional pula dalam dunia tarik suara itu. Ia punya target merilis single perdana yang ditulisnya sendiri. “Beberapa bulan yang lalu, lagunya sudah di-record. Semoga bisa dirilis sesegera mungkin,” harapnya.

Selebihnya, karna dia punya dasar dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, ia ingin sekali memanfaatkan pengetahuan musik sekaligus mencari jalan keluar untuk membantu anak-anak didiknya nantinya. “I want to be a lecturer. In increasing their English vocabularies by listening songs (aku ingin menjadi seorang pengajar, dalam meningkatkan kosa kata bahasa Inggris mereka dengan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris).”

“Pandanganmu terhadap profesi menyanyi, gimana sih Chik?”

“Menjadi penyanyi itu tidak mudah. Bukan cuma modal suara, tapi juga harus punya mental baja, dipuji yang kadang buat kita lupa diri, dikritik malah buat kita down, dan lupa siapa diri kita,” jelas Chika yang sering kali mencampuradukkan bahasa Indonesia dan Inggris di percakapan kesehariannya. Tak lain karena menurutnya, di dalam kelas komunikasi dosen-mahasiswa menggunakan bahasa Inggris. “Kalo di luar lingkungan kelas, biasanya mix Indo-Inggris supaya terbiasa. Karena memang dari jurusan bahasa Inggris.”

Selama berkarier menyanyi, Chika tentu punya suatu yang berkesan. Sesuatu bingits, begitu istilahnya. Suatu kali saat menjadi finalis Sunsilk Hijab Hunt 2016, waktu di-live show yang ditayangkan di Trans 7, Chika dikomentari oleh Desy Ratnasari, bahwa artikulasi Chika saat itu masih belum jelas. “Ah, kritikan itu sangat membangun buat aku. Karena dari situ aku jadi lebih improve to be better (mengembangkan diri untuk lebih baik).”

Satu kesan lagi, ia dapatkan pada 2015, yaitu terpilih sebagai satu Special Hunt (Aceh) X Factor Indonesia, saat mana dia berusia 16 tahun. “That was unbelieveable (itu tak bisa dipercaya). Banyak kompetisi-kompetisi bernyanyi lainnya yang aku menangkan, dan itu sangat membanggakanku,” ungkap Chika tanpa ingin pamer kecuali menyemangati diri dan mungkin bisa menjadi dorongan bagi orang lain.

Apa nasihatnya bagi pemula bidang nyanyi? “Kalo memang mau jadi penyanyi profesional, berarti juga harus punya sesuatu yang dijual. Bukan cuma suara yang matang. Tapi juga all things to entertain the audience (segala sesuatu untuk menghibur penonton). Karna setiap penyanyi expected to not only just standing on a stage and sing (tidak ingin hanya berada di panggung dan bernyanyi saja). Tapi harus dibarengi juga dengan paket yang lengkap. Entah itu packaging (kemasan), attitude (tingkah laku), dan apapun yang membuat kamu terlihat benar-benar seorang star (bintang). Begitulah ngobrol dengan Dresiska Latifu Faisal. Energik, nan membangkitkan semangat. (nani hs)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved