Warga Syamtalira Aron Gelar Lomba Rapa-i Uroh

Warga Desa Mampree dan Ampeh, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara menggelar perlombaan rapai uroh

Editor: bakri
ANGGOTA DPD RI asal Aceh H Sudirman menabuh rapa-i uroh seusai membuka perlombaan rapa-i uroh di Desa Mampre Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, Sabtu (31/3) malam. 

LHOKSUKON - Warga Desa Mampree dan Ampeh, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara menggelar perlombaan rapai uroh pada Sabtu-Minggu (31/3-1/4) dinihari, di kawasan Desa Mampre. Selain rapai uroh, warga juga menghadirkan tim rapai dabus dari Kecamatn Lapang sebagai hiburan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut dibuka anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman alias Haji Uma.

Ketua Panitia, Muhammad Yusuf kepada Serambi, kemarin, menyebutkan, kegiatan ini menghadirkan delapam tim dari dua kubu. Dari Kubu Mulieng diperkuat penabuh rapai dari Lapang, Buwah Kecamatan Baktiya Barat, Alue Ie Puteh Kecamatan Baktiya, serta dari Mulieng. Sedangkan dari Gelumpang Tujoh, Kecamatan Matangkuli mengandalkan penabuh dari Peureupok, Kecamatan Syamtalira Aron, Pirak Matangkuli, dan Arongan Jaya Lhoksukon.

Jenis rapai yang diturunkan dalam kegiatan itu, rinci dia, antara lain boh beureutoh, bom atom, puta gileng, putrou ijo, tualang 40, sicumeh, tualang badei, dan sejumlah rapai lain. “Dalam kegiatan semalam (kemarin malam-red), Mulieng berhasil meraih juara berdasarkan hasil penilaian juri. Sedangkan juara dua Geulumpang Tujoh,” jelasnya. “Dalam rapai uroh ini yang dinilai keserentakan, keindahan dalam menabuh rapai, dan suara,” imbuh dia.

Sementara itu, Haji Uma saat menyampaikan sambutan menyebutkan, dirinya sangat mendukung kegiatan kesenian untuk melestarikan budaya Aceh. Apalagi rapai uroh sekarang sudah mulai jarang diadakan. “Ini kegiatan positif, dan bagian dari rangkaian kegiatan untuk melestarikan, sehingga budaya rapai uroh tidak hilang,” ucap anggota DPD ini.

Penyebabnya, kata dia, mayoritas dari penabuh rapai sudah berumur 40 sampai 50 tahun, bahkan ada yang lebih. Itu berarti, jika kesenian ini tidak diperkenalkan kepada generasi muda dari sekarang, dikhawatirkan bisa hilang. “Jadi kegiatan seperti ini harus sering diadakan,” tukas Haji Uma.(jaf)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved