Massa Alumni 212 Demo, Desak Aparat Tangkap dan Memproses Hukum Sukmawati

Aksi digelar untuk memberikan dukungan kepada Polri untuk mengusut kasus penodaan agama yang diduga dilakukan oleh Sukmawati.

Editor: Faisal Zamzami
BBC INDONESIA
Massa Alumni 212 long march dari Masjid Istiqlal ke Bareskrim Polri di kawasan Gambir, Jumat(6/4/2018) 

SERAMBINEWS.COM - Ketua MUI sudah menyerukan penghentian pelaporan dan pembatalan unjuk rasa, namun Persaudaraan Alumni 212 tetap menggelar protes terhadap puisi Sukmawati Soekarnoputri, yang diikuti sedikitnya 2.000 orang.

Massa yang memakai atribut baju koko dan peci putih berjalan kaki dari Masjid Istiqlal ke Bareskrim Polri di kawasan Gambir yang berjarak kurang dari dua kilometer

Mereka menamakan unjuk rasa itu Aksi Bela Islam -nama aksi yang dulu digunakan untuk menuntut pemenjaraan Ahok.

Seraya melantunkan shalawat, mereka sesekali meneriakkan yel-yel Aksi Bela Islam yang dicetuskan orator dari atas sebuah truk yang berhiaskan spanduk tuntutan pemidanaan terhadap Sukmawati Soekarnoputri.

Pengurus Persaudaraan Alumni 212 menyatakan, aksi digelar untuk memberikan dukungan kepada Polri untuk mengusut kasus penodaan agama yang diduga dilakukan oleh Sukmawati.

Walau Sukmawati telah memohon maaf kepada seluruh umat Islam dan Ketua MUI, KH Maruf Amin, mengajak semua umat Islam untuk juga menerima permohonan maaf itu, Persaudaraan Alumni 212 tetap mendesak aparat memproses hukum Sukmawati.

Baca: Sama-sama Dinilai Menistakan Agama, Kenapa Beda Perlakuan Ahok dan Sukma? Ini Penjelasan Ketua MUI

Baca: Hendak Memancing, Warga Panga Ditemukan Tewas dalam Saluran Air

BBC INDONESIA
BBC INDONESIA 

Sekretaris Persaudaraan Alumni 212, Bernard Abdul Jabbar, mengatakan permintaan maaf Sukmawati diterima, namun bukan berarti putri mantan Presiden Soekarno itu bisa lolos dari jerat hukum.

"Kalau memaafkan, kita sebagai umat Islam, sebagai orang Muslim, ya kita wal 'afina 'anin nas. Selalu memaafkan siapa pun yang meminta maaf, juga dalam hal lain ini tidak begitu saja selesai. Kalau begitu saja, dikhawatirkan minta maaf nanti akan bergulir, terjadi lagi kasus-kasus yang serupa," ujar Bernard.

Dia kemudian membandingkan kasus Sukmawati dengan kasus yang dialami Alfian Tanjung, Jonru Ginting hingga Buni Yani yang tetap diproses oleh polisi.

Baca: Wanita Ini Dihukum Mati Terbukti Bunuh Keluarga, 20 Tahun Menanti Eksekusi Akhirnya Dibebaskan

Baca: Jadi Khatib Jumat Hingga Ikut Operasi Tinombala, Personel Brimob Terima Penghargaan

BBC INDONESIA
BBC INDONESIA 

Beberapa peserta aksi datang dari daerah. Ujang, misalnya, sengaja bertolak dari Cianjur, Jawa Barat.

"Saudara-saudara sekalian kita semua datang dari berbagai pelosok negeri, datang ke Bareskrim untuk mendukung penangkapan Sukmawati Soekarnoputri," kata seorang orator, dilanjutkan dengan gurauan: "Kalau Sukmawati tidak ditangkap, Ahok nanti ngiri!"

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved