PNA Pidie Ricuh
Kericuhan terjadi di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nanggroe Aceh (DPW-PNA) Pidie, Rabu (25/4), menyusul
* Pergantian Ketua PNA Grong-grong Diprotes
SIGLI - Kericuhan terjadi di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nanggroe Aceh (DPW-PNA) Pidie, Rabu (25/4), menyusul kedatangan pengurus PNA Grong-grong yang memprotes pergantian ketuanya, Alkadri.
Beruntung kericuhan yang terjadi hanya sebatas perang mulut, tidak sampai terjadi bentrok fisik. Begitupun suasana sempat tegang. Para wartawan yang sempat ikut masuk ke dalam kantor DPW bahkan diminta keluar dari ruangan, karena pengurus DPW PNA tidak memperbolehkan PNA Grong-grong menggelar konferensi pers di dalam Kantor DPW.
“Minta maaf pak ya, tolong keluar,” bisik salah seorang anggota PNA kepada Serambi dan awak media lainnya. Namun beberapa menit berada di luar, muncul Ketua
Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PNA Pidie, M Yusuf Ladeh, meminta wartawan dan pengurus PNA Grong-grong agar masuk kembali ke Kantor DPW untuk digelar konferensi pers.
Ketua PNA Grong-grong, Alkadri (31), mengatakan, dirinya datang bersama pengurus PNA Grong-grong untuk mempertanyakan penunjukan Plt Ketua PNA Grong-grong. Menurutnya, pergantian tersebut dilakukan secara sepihak oleh DPW, sebab dirinya tidak mendapatkan pemberitahuan.
Alkadri juga mempertanyakan alasan pergantian dirinya, karena sejauh ini ia mengaku tidak membuat kesalahan. Ia membantah jika dituding tidak bekerja untuk partai. Bahkan kepada pengurus PNA Grng-grong, Alkadri mengaku telah mengintruksikan agar merekrut kader.
“Alasan DPW menggantikan saya karena ketika rapat pertama pengurus PNA Grong-grong, yang hadir tidak cukup kuota. Rapat tersebut dilaksanakan Maret, merupakan rapat pertama DPW PNA saat turun ke Grong-grong,” ungkap Alkadri.
Dia menjelaskan, sebelum DPW PNA turun untuk dilaksanakan rapat konsolidasi, dirinya telah diberitahukan Sekretaris DPW PNA. “Dalam rapat konsolidasi Ketua DPW PNA Pidie, Bang Is Cagee, menyatakan rapat tersebut merupakan silaturrahmi, bukan pergantian pengurus. Tapi mengingat pengurus PNA Grong-grong sudah seperti ini, maka diangkat Plt,” jelasnya.
Alkadri menilai langkah yang dilakukan oleh DPW PNA Pidie tidak bijaksana. Untuk itu, pengurus PNA Grong-grong menolak diangkatnya Plt mapun Ketua PNA Grong-grong yang baru. “PNA partai kader. Setiap keputusan berdasarkan musyawarah, bukan langsung diangkat ketua baru. Saya akan datang lagi ke DPW PNA Pidie jika tuntutan kami tidak disikapi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW PNA Pidie, Iskandar Cagee, yang dihubungi Serambi mengatakan, pergantian Alkadri sebagai Ketua PNA Grong-grong dilakukan berdasarkan evaluasi pengurus DPW PNA Pidie, saat pengurus DPW turun ke 23 kecamatan untuk melakukan silaturrahmi.
Namun, kata Is Cagee, sebelum pengurus DPW turun ke kecamatan, lebih dahulu DPW memberitahukan kepada pengurus PNA kecamatan supaya wajib menghadirkan 19 pengurus inti untuk pertemuan dengan pengurus DPW.
Untuk Grong-grong, lanjutnya, DPW memberikan waktu satu minggu untuk menyiapkan 19 pengurus inti. Bahkan, saat itu Ketua PNA Grong-grong yang menentukan jadwal kunjungan DPW PNA.
“Saat kami turun ke Grong-grong, ternyata hanya enam pengurus yang hadir termasuk ketua. Bahkan, pengurus komplain dengan kinerja Kadri. Sehingga saat itu memberikan sinyal kepada saya bahwa pengurus dan ketua tidak sinkron. Saya ambil sikap mengganti ketua dengan menunjukan Plt karena saya tidak ingin berlama-lama membenah partai,” ujarnya.
Sementara di kecamatan lain yang dikunjungi DPW, justru membludak para pengurusnya. “Kita tidak ingin hancur jika terlambat mengambil sikap. Perlu diketahui, saya tidak pecat Kadri, melainkan menggantinya sebagai Ketua PNA Grong-grong yang kini dijabat Anshari. Ketua PNA Grong-grong yang telah di-SK-kan itu bukan sosok yang ditunjuk sebagai Plt,” sebut Is Cagee.