Semburan Minyak Masih 30 Meter
Semburan minyak beraroma gas yang keluar dari titik sumur milik masyarakat di Desa Pasir Putih
* Korban Meninggal Terus Bertambah
BANDA ACEH - Semburan minyak beraroma gas yang keluar dari titik sumur milik masyarakat di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, masih mencapai 30 meter dari permukaan tanah. Semburan itu terjadi setelah salah satu sumur minyak di kawasan tersebut terbakar, Rabu (25/4) dini hari WIB. Sementara itu, korban yang meninggal dunia akibat terbakarnya sumur minyak tersebut kini menjadi 23 orang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi mengatakan, tekanan semburan minyak masih mencapai 30 meter. Bahkan, menurutnya, sesekali semburan bisa mencapai 35 meter hingga 40 meter. “Tekanan minyak yang menyembur setelah api padam belum stabil, sehingga warga kita harap jangan mendekat ke lokasi,” katanya kepada wartawan di Idi, Sabtu (28/4).
Selain itu, menurutnya, arah angin juga tidak menentu. Sehingga radius 150-200 meter sangat berbahaya terhadap kesehatan wargat. “Karena itu, kita haruskan semua Satgas BPBD yang diposkan di sana untuk selalu mengenakan masker,” tegas Syahrizal.
Untuk menjaga keselamatan, ia mengatakan, masyarakat telah diungsikan. Semua rumah di sekitar lokasi sumur minyak yang terbakar sudah dikosongkan. “Tidak ada aktivitas, bahkan petugas kita larang menggunakan handphone (Hp) dari jarak yang telah ditentukan,” ujar Syahrizal.
Sementara itu, korban yang meninggal dunia akibat kejadian itu terus bertambah dan kini sudah menjadi 23 orang. Sementara 39 korban lainnya menjalani perawatan di rumah sakit di Aceh Timur.
Korban terbaru yang meninggal dunia adalah Efendi Ahmad (57). Ia menghembuskan napas terakhir saat sedang dalam perawatan di ruang khusus atau Intensive Care Unit (ICU) RSUZA Banda Aceh. “Meninggal Jumat petang dan kini jenazahnya sudah dibawa pulang ke kampung halamannya oleh keluarga,” kata Staf Humas RSUZA, Anton Kuswarjanto, Sabtu (28/4).
Efendi merupakan korban ledakan sumur minyak pertama yang dirujuk ke RSUZA. Dia tiba secara bertahap di RSUZA bersama keempat korban lain pada Rabu (26/4) petang atau beberapa jam setelah ledakan ledakan. Keempat rekan Efendi yang juga meninggal akibat luka bakar dan inhalasi serius yakni Adnan Saputra (30), Ishak AB (48), Al Husairi (21), dan Rifki Mauliansyah (21).
“Hingga Jumat kami sudah menerima 13 pasien korban ledakan sumur minyak. Dari jumlah tersebut, 5 di antarannya meninggal, baik saat dirawat maupun dalam perjalanan menuju RSUZA,” kata Anton.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUZA, Azharuddin, mengatakan, Efendi Ahmad tidak terselamatkan karena mengalami luka bakar serius di hampir sekujur tubuh. Kondisi Efendi, kata Azhar, sama dengan kondisi empat korban sebelumnya yang meninggal lebih dulu karena mengalami luka bakar diatas 80 persen. “Selain itu mereka juga mengalami inhalasi karena terhirup gas yang merusak paru-paru korban,” jelas Azhar.
Ia mengatakan, saat ini masih ada delapan pasien dirawat di rumah sakit itu dan mereka sudah melewati masa kritis. Keempat korban tersebut adalah Saudah (60), Murniati (43), Fatahillah (12), Haikal Fikri (19), Apriadi (30), Suheri (31), Burhanuddin (38), dan Jumadi Amin (39).
“Yang delapan ini progresnya membuat kita tidak khawatir, namun tetap harus diwaspadai, yang namannya luka bakar, pasien harus secara periodik (berulang) masuk ke ruang operasi. Misalnya ada luka melepuh nanti dibersihkan lagi atau ada yang perlu digantikan kulit baru misalnya. Jadi harus berulang-ulang,” kata Azhar.
Seperti diberitakan sebelumnya, sumur minyak yang dibor secara tradisional oleh masyarakat Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, meledak dan terbakar, Rabu (25/4) dini hari. Akibatnya, 20-an orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka bakar.(republika.co.id/kompas.com)