Jangkabuya Sentra Semangka di Pidie Jaya, Hasil Panen Diborong Pedagang, Segini Harga Sekilo

Pemasarannya, selain dijual langsung di pinggiran jalan bekas rel kereta api secara eceran juga didatangi muge luar Pijay

Penulis: Abdullah Gani | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/ABDULLAH GANI
JANGKABUYA adalah satu-satunya kecamatan penghasil semangka terbanyak setiap tahun di Pidie Jaya. Dua pedagang yang juga petani setempat memperlihatkan semangka hasil usahanya, Selasa (29/5). 

Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Jangkabuya salah satu kecamatan di Pidie Jaya sebagai penghasil semangka terbesar setiap tahun.

Budidaya buah berair ini dilakukann petani pada musim gadu atau seusai panen padi rendengan (padi thon). 

Ada tiga jenis semangka yang dibudidayakan petani di sana.

Yaitu, semangka kulit berwarna kuning daging buah juga kuning.

Baca: Ternyata Gadis Pidie Jaya Ini Dibawa Kabur Sang Pacar ke Jakarta, Ini Wajah Pelakunya

Semangka Taiwan dengan daging buah berwarna merah.

Semangka kulit berwarna hitam tapi daging buah berwarna kuning.

Sejak sepekan terakhir, petani di sana sedang gencar memanen dengan produksi rata-rata 12 ton per-hektare, sementara harga jual Rp 2.500-Rp 3.000 per-kilogram.

Pemasarannya, selain dijual langsung di pinggiran jalan bekas rel kereta api secara eceran juga didatangi muge luar Pijay.

Ada tujuh gampong penghasil semangka setiap tahun. Yaitu, Jurong Ara, Jurong Minje, Jurong Teungoh, Gampong Cot, Meunasah Raya, Meunasah Mee serta Gampong Reuluei Mangat.

Baca: Pengendara Vixion Tabrak Wanita Pendayung Sepeda di Pidie Jaya, Korban Patah Kaki dan Luka-luka

Hilmi, salah seorang petani semangka di Jurong Ara menjawab Serambinews,com, Selasa (29/5/2018) mengatakan, budidaya semangka sudah menjadi kegiatan rutin digelutinya setiap tahun seusai panen padi musim rendengan atau pade thon.

Jika panen tidak bersamaan dengan daerah lain juga didukung dengan kondisi alam atau cerah, dipastikan harga jual lumayan bagus.

Tapi kalau luar Pijay apalagi Sumut juga panen bersamaan, maka sudah jelas harga anjlok. Terlebih lagi, jika cuaca pun tidak mendukung (panen musim hujan).

Panen kali ini, lanjut Hilmi yang juga Kepala Puskesmas Jangkabuya, hasilnya sedikit menurun.

Baca: Ditangkap karena Nyalakan Musik Saat Warga Shalat Tarawih, Pemuda Pijay Malah Terjerat Kasus Lain

Karena pengaruh seringnya diguyur hujan saat pembuahan. Padahal, kebiasan hasil yang dicapai antara 14 hingga 16 ton per hektare.

Pun begitu, kali ini agak lumayan karena hasil panen tidak lama menumpuk tapi langsung mendapat order dari pedagang luar Pijay.

Antara lain pedagang dari Aceh Utara, Aceh Timur dan Banda Aceh.

“Panen kali ini tergolong agak lumayan karena langsung dibeli pedagang luar,” kata seorang petani lainnya.(*)      

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved