Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Majapahit, Ini Kisah di Balik Sejarah Tradisi Mudik
Mudik merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya.
SERAMBINEWS.COM - Lebaran kerap diidentikan dengan tradisi mudik. Para perantau kembali ke kampung halaman, melepas rindu, dan berkumpul dengan keluarga besar.
Pilihan cara untuk kembali ke kampung halaman juga semakin beragam.
Jika kembali ke masa lalu, seperti apa sejarah mudik?
Ternyata, ada cerita menarik di dalamnya.
Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno mengungkapkan, mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.
"Awalnya, mudik tidak diketahui kapan. Tetapi ada yang menyebutkan sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam," Silverio saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/52018) siang.
Baca: Yusniar Dirampok, Sepeda Motor dan Perhiasan Berlian Raib, Pelaku Juga Berencana Habisi Nyawa Korban
Baca: Anak Gugat Ibu Kandung 1,6 M, Respons Nenek Ini Menyentuh Hati hingga Bupati Pasang Badan
Dulu, wilayah kekuasaan Majapahit hingga ke Sri Lanka dan Semenanjung Malaya.
Oleh karena itu, pihak kerajaan Majapahit menempatkan pejabatnya ke berbagai wilayah untuk menjaga daerah kekuasaannya.
Suatu ketika, pejabat itu akan balik ke pusat kerajaan untuk menghadap Raja dan mengunjungi kampung halamannya.
Hal ini kemudian dikaitkan dengan fenomena mudik.
"Selain berawal dari Majapahit, mudik juga dilakukan oleh pejabat dari Mataram Islam yang berjaga di daerah kekuasaan. Terutama mereka balik menghadap Raja pada Idul Fitri," kata dia.
Baca: Peringati Hari Lahir Bung Karno, Foto-Foto Lawasnya Dipamerkan di Area Gedung Kantor Pos Kebonrojo
Baca: Sindir Via Vallen Lebay Soal Pelecehan? Instastory Nikita Mirzani Jadi Pro Kontra
Istilah mudik sendiri baru tren pada tahun 1970-an.
Mudik merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya.
Mereka kembali ke kampung halamannya untuk berkumpul bersama dengan keluarga.
"Mudik menurut orang Jawa itu kan dari kata Mulih Disik yang bisa diartikan pulang dulu. Hanya sebentar untuk melihat keluarga setelah mereka menggelandang (merantau)," ujar Silverio.

Baca: VIDEO - Mencuri Rp 3 Miliyar di Rumah Kosong, Akhirnya Dibekuk Polisi