Berkat Gigi dari Dua Kerangka Berusia 3.800 Tahun, Terungkap Asal Usul Wabah "Maut Hitam"
Black death atau maut hitam adalah infeksi paling mematikan sepanjang sejarang yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis.
SERAMBINEWS.COM - Berkat dua kerangka berusia 3.800 tahun dari Rusia, terungkap bakteri pembawa penyakit pes atau black death sudah ada seribu tahun lebih awal dari dugaan sebelumnya.
Black death atau maut hitam adalah infeksi paling mematikan sepanjang sejarang yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis.
Pasalnya puluhan juta orang Eropa yang hidup pada abad ke-14 sampai ke-19 meninggal karena penyakit ini.
Julakan black death disematkan karena penyakit ini menyerang getah bening dan mengubah warna getah bening dan ujung-ujung jari menjadi hitam.
Baca: Lionel Messi Tuduh Kasus Pajak yang Menimpanya Merupakan Balas Dendam Real Madrid
Baca: Bupati Ahmadi Usul Pembangunan Sekolah Unggul Sekaliber Mosa di Bener Meriah, Ini Kata Kadisdik Aceh
Awalnya para arkeolog menemukan kerangka manusia berusia 3.800 tahun di timur sungai Volga, Rusia beberapa tahun lalu.
Mereka pun mengirim sampel gigi kerangka ini ke Institut Max Planck untuk diteliti ahli paleogenetik Maria Spyrou.
Spyrou meneliti pulpa yang diambil dari gigi dan melakukan tes genetik untuk menembukan wabah bakteri.
Dari sinilah terbukti bakteri mematikan ini sudah ada 1.000 tahun lebih awal dari yang dipercaya para ahli sebelumnya, tepatnya saat zaman perunggu di Eurasia.
Baca: Gelar Pertemuan Bersejarah Trump dan Kim, Pemerintah Singapura Gelontorkan Dana Rp 209 Miliar
Baca: Dua Kebakaran Terjadi di Aceh Besar dan Banda Aceh Dini Hari Tadi, Ini Lokasinya
Dalam laporannya di jurnal Nature Communications, Jumat (8/6/2018), Spyrou mengatakan bakteri Y. pestis tidak ada hubungannya dengan hewan pengerat seperti yang dipercaya selama ini.
Seperti diwartakan Newsweek, Sabtu (9/6/2018), kutu membawa dan menyebarkan bakteri sehingga menimbulkan pandemi pada tahun 500.
Penyakit ini kemudian berkembang menjadi Black Death mematikan pada abad ke-14 dan menewaskan lebih dari 20 juta manusia di Eropa.
Baca: Pro-kontra Tokoh NU Yahya Staquf jadi Pembicara di Israel, Disaat Pembantaian di Jalur Gaza
Baca: Amien Rais Siap Turun ke Gelanggang Pilpres 2019, Dukungan PAN dan Siap Menantang Jokowi
Spyrou menulis, awalnya bakteri ini belum beradaptasi untuk hidup pada kutu.
Kemudian Y. pestis berevolusi menjadi bakteri yang menumpangi kutu dan dapat bergerak cepat untuk menginfeksi manusia.
Baginya, memahami pola wabah penyakit paling mematikan di dunia akan membantu pencegahan bencana di masa depan.
"Memahami asal usul penyakit adalah sesuatu yang tidak mudah. Namun, setiap penyakit memiliki pola berbeda yang mungkin akan membantu kita memahami dan memeranginya," ujar Spyrou dilansir STAT News, Jumat (8/6/2018). (Newsweek,STAT News)
Baca: Amien Rais Ingin Jadi Calon Presiden 2019, Cak Imin: Saya Pilih Jokowi Dibanding Pak Amien
Baca: Belum Pulih 100 Persen dari Cedera, Mohamed Salah Tak Ikut Latihan Perdana Timnas Mesir di Rusia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gigi Berusia 3.800 Tahun Ungkap Asal Usul Wabah "Maut Hitam""