Emping Melinjo Pidie Jadi Oleh-Oleh Lebaran, Laku 100 Kg Per Hari, Dikirim ke Medan dan Jakarta
Permintaan kerupuk emping melinjo dalam dua pekan ini, rata-rata mulai 50 Kg sampai 80 Kg dan malahan hari ini telah mencapai 100 Kg.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Safriadi Syahbuddin
Laporan Idris Ismail I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kerupuk khas asal Kabupaten Pidie, emping melinjo, selama dua pekan terakhir menjadi incaran warga untuk dijasikan sebagai oleh-oleh bagi kerabat di luar daerah.
Permintaan pun dari lazimnya hanya 30 Kg per hari, kini melonjak drastis menjadi 80 Kg sampai 100 Kg per hari.
Irfan Ramadhan Dahlan, seorang pedagang di Kota Beureunuen, Mutiara, Pidie, Senin (11/6/2018) mengatakan, peningkatan permintaan kerupuk emping melinjo dalam dua pekan ini, rata-rata mulai 50 Kg sampai 80 Kg dan malahan hari ini telah mencapai 100 Kg.
"Tingginya permintaan emping ini karena kebanyakan dikirim ke luar daerah untuk dijadikan oleh-oleh bagi kerabat, misalnya ke Medan maupun ke Jakarta," katanya.
Baca: Pertama Kali, Media Korut Wartakan Langsung Kegiatan Kim Jong Un Bertemu Donald Trump
Baca: VIDEO - Pemuda Beureunuen Galang Dana untuk Palestina, Hanya 1 Jam Terkumpul Rp 16 Juta
Baca: BREAKING NEWS - Mobil Dinas Kapolsek Seunagan Timur Nagan Raya dan Truk Fuso Laga Kambing
Sementara dua pekan pada awal puasa hanya laku rata-rata 25 Kg hingga 30 Kg.
Adapun harga emping melinjo sampai hari ini atau selama Ramadhan masih bertahan pada kisaran Rp 60.000/Kg, karena harga biji melinjo saat ini berkisar Rp 25.000 per bambu.
Sebelumnya, harga kerupuk khas Pidie ini sempat naik Rp 80.000 karena harga biji melinjo Rp 40.000 per bambu.(*)