Memuliakan Hari Raya Idul Fitri, Nelayan Abdya Pantang Melaut Selama Tiga Hari
“Pantangan tidak turun ke laut selama tiga hari untuk kemuliaan Idul Fitri sudah menjadi warisan turun temurun sejak nenek moyang dulu,”

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Para nelayan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) patuh terhadap pantangan untuk tidak turun ke laut atau melakukan penangkapan ikan selama tiga hari sebagai bentuk memuliakan hari raya Idul Fitri.
“Pantangan bagi nelayan tidak turun ke laut selama tiga hari untuk kemuliaan Idul Fitri sudah menjadi warisan turun temurun sejak nenek moyang kita dulu,” kata Panglima Laot Abdya, Hasanuddin ketika dihubungi Serambinews.com, Rabu (13/6/2018).
Dengan demikian, nelayan Abdya tidak melaut sejak Jumat (15/6/2018) sampai Minggu (24/6/2018) mendatang atau hari ketiga Idul Fitri.
Baca: Nelayan Pijay tak Melaut Sepekan
Para nelayan setempat akan beraktivitas kembali seperti biasa pada Senin (25/6/2018).
Sehubungan pantangan atau larangan tidak turun ke laut selama tiga hari, maka sejak Kamis (14/6/2018) sore ini para nelayan di Kecamatan Susoh, Setia, Tangan-Tangan, Manggeng dan Lembah Sabil, ramai-ramai menaikkan seluruh alat tangkap ke daratan (pantai), seperti perahu robin (perahu mesin) dan jaring ikan.
Akan halnya nelayan yang menggunakan boat TS berkumpul dan labuh jangkar di area kolam labuh PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan) Ujong Serangga, Susoh dan Pasie Lhok Pawoh, Manngeng pada Kamis sore.
Karena ada larangan tidak melakukan penangkapan ikan, maka Kabupaten Abdya mengalami krisis persediaan ikan basah, selama tiga hari Idul Fitri atau awal bulan Syawal.
Namun, sebagian warga melakukan antisifasi dengan membeli ikan basah dalam jumlah lumayan besar, Kamis pagi ini.
Ikan tersebut disimpan dalam kulkas sebagai persediaan kebutuhan ikan basah beberapa hari ke depan. (*)