Dengar Cemarah Ustaz Somad, Warga Rela Berpanas-panas
Dai kondang asal Riau, Ustaz Abdul Somad Lc MA kembali hadir ke Aceh untuk memberikan tausiah
BANDA ACEH - Dai kondang asal Riau, Ustaz Abdul Somad Lc MA kembali hadir ke Aceh untuk memberikan tausiah di Lapangan Tugu Darussalam, Banda Aceh, Selasa (3/7). Puluhan ribu warga Banda Aceh dan Aceh Besar serta civitas akademika dan alumni Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memenuhi lapangan tersebut meskipun cuaca panas menyengat pagi kemarin.
Amantan Serambi, sejumlah warga rela berpanas-panas demi mendengarkan tausiah Ustaz Somad selama satu jam. Mereka tampak duduk lesehan di atas rumput di tengah lapangan. Selebihnya memilih berdiri hingga tausiah berakhir menjelang pukul 11.00 WIB.
Sebagian warga ada yang menutup kepalanya dengan koran, kertas, baju, payung, dan apa saja yang bisa melindungi kepala dari teriknya matahari.
Kehadiran ustaz yang viral di You Tube tersebut ke Banda Aceh untuk memenuhi undangan Unsyiah Banda Aceh yang sedang memperingati hari jadi yang ke-57 tahun. Kegiatan tersebut juga dirangkai dengan acara Silaturahmi Keluarga Besar Unsyiah
Kedatangan Ustaz Somad disambut Rektor Unsyiah, Prof Dr Samsul Rizal MEng, Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsyiah yang juga Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda MSi, dan sejumlah civitas akademika kampus tersebut. Sebelum ke Unsyiah, Ustaz Somad mengisi ceramah di Masjid Baitul Makmur, Sibreh, Aceh Besar, Senin (2/7) larut malam.
Ketua IKA Unsyiah, Sulaiman Abda dalam sambutannya menyatakan, kehadiran Ustaz Somad menjadi penerang bagi Aceh. “Dengan kehadiran ustaz akan menjadi penerang bagi kita. Mudah-mudahan ustaz diperpanjang umur dan diberi kesehatan dalam mengelilingi Nusantara,” ujarnya.
Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengucapkan terima kasih atas kehadiran Ustaz Somad. Menurutnya, kedatangan Ustaz Somad bisa memberikan energi ekstra untuk keluarga besar Unsyiah dalam meraih cita-cita. Acara itu terselenggara berkat kerja sama Unsyiah, IKA Unsyiah, Pengurus Masjid Jamik Kopelma Darussalam, dan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Timur Tengah (IKAT) Perwakilan Aceh.
Ustaz Somad dalam ceramahnya mengaku bangga terhadap Aceh. Menurutnya, Aceh terdepan dalam segala hal, terutama dalam penerapan syariat Islam.
Dia juga menyampaikan bahwa Aceh merupakan daerah yang menghormati ulama. “Sekarang kalian mahasiswa masih muda-muda belia. Masanya belajar,” katanya.
UAS juga mengatakan, Aceh memiliki nama besar dan masa lalu yang agung, terutama karena kiprah para ulamanya. Juga karena ulamanya menghormati raja dan antara raja dengan ulamanya akrab.
Kekompakan dan harmonisnya hubungan antara ulama dengan umara itu bahkan diabadikan oleh pengelana dunia asal Maroko, Ibnu Batutah, dalam catatan perjalanannya ke Sumatra pada abad 14.
“Ibnu Batutah mencatat bahwa Raja Aceh memberikan gajah dan kuda sebagai kendaraan para ulama. Kalau sekarang, kendaraan gajah itu ya setara mobil Alphard-lah,” gurau UAS saat menyampaikan tausiah. Menurut UAS, saat kuliah S2 di Maroko dia sempat membaca catatan perjalanan Ibnu Batutah ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Aceh. “Saya lihat dan baca sendiri buku itu di Maroko. Sekarang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Rihlah Ibnu Bathutha. Jadi, Aceh ini sudah terkenal sejak berabad lampau,” ujarnya.
UAS juga menyatakan bahwa Aceh, khususnya Kerajaan Samudera Pasai, pernah membawahkan kerajaan-kerajaan di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Sumatera Utara. Di antaranya adalah Kerajaan Serdang dan Asahan. UAS sendiri mengaku berasal dari Asahan meski bekerja sebagai akademisi di Riau.
“Ya begitulah Aceh dengan masa lalunya. Orang Banten pernah besar, orang Minangkabau juga pernah besar. Kalau Aceh jangan ditanya lagi kebesarannya,” kata UAS.
Ia juga menyebut Aceh sebagai daerah yang paling menghargai ulama. Buktinya, kalau di Riau nama universitasnya menabalkan nama daerahnya (Riau), universitas di Sumatera Utara dinamakan USU, tapi universitas tertua di Aceh justru namanya diambil dari nama ulama besar, Syiah Kuala atau Abdurrauf As-Singkily.