Pemilu 2019
Peneliti LSI: Caleg Artis Jangan Hanya Modal Popularitas, Perlu Intelektual dan Integritas
Akan tetapi, tidak sedikit pula wajah baru, yakni para artis yang baru kali ini mencalonkan diri sebagai caleg.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tidak berbeda dengan pemilu sebelumnya, pendaftaran calon anggota legislatif untuk pemilu 2019 diramaikan oleh kalangan artis.
Mereka diusung oleh sejumlah partai. Beberapa di antara para artis tersebut sudah terlebih dahulu terpilih menjadi anggota legislatif pada pemilu sebelumnya.
Sebut saja Okky Asokawati yang pindah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Selain itu, ada pula Wanda Hamidah yang juga telah terjun di dunia politik.
Baca: Asian Games 2018, Pemerintah Undang Kim Jong Un
Baca: Kenali Gejala Hipertensi pada Anak Sejak Dini
Akan tetapi, tidak sedikit pula wajah baru, yakni para artis yang baru kali ini mencalonkan diri sebagai caleg.
Apabila merujuk pada latar belakang mereka, tidak terkecuali latar pendidikan, tak sedikit yang meragukan kapabilitas para artis yang maju sebagai caleg.
Banyak pula anggapan yang muncul bahwa para artis hanya bermodal popularitas.
Baca: Singapura Open 2018 - Jadwal Pertandingan 16 Wakil Indonesia Hari Kedua, Ahsan/Hendra Main Terakhir
Baca: Deretan Nama Panggilan di Royal Family yang Jarang Terekpos, Ada Gan-Gan sampai Sausage
Peneliti dari LSI Denny JA, Ardian Sopa ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (17/7/2018) menjelaskan, para artis yang mendaftar sebagai caleg telah memiliki modal utama, yakni popularitas.
Modal besar ini kemungkinan besar bisa membawa mereka terpilih saat pemilu.
Selain itu, para artis juga kerap digunakan sebagai 'sarana' untuk mendulang suara bagi partai.
Bagaimana tidak, mereka sudah populer dan masyarakat luas sudah kenal sosok mereka.
Baca: Mirip DBD, Ketahuilah Gejala Leukimia, Segera Bawa ke Dokter Jika Anak Pucat dan Demam Tanpa Sebab
Baca: Bupati Labuhanbatu Ditangkap KPK, Terkuak Harta Kekayaannya, Termasuk Emas dan Tanah
Akan tetapi, populer saja tidak cukup.
Sebagai anggota parlemen, mereka diharapkan meninggalkan warisan yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan mereka.
Menurut dia, untuk bisa efektif dan berkiprah dengan baik saat menjadi anggota parlemen, diperlukan pula intelektualitas.
"Untuk bisa meninggalkan legacy, intelektualitas juga perlu ditambah dengan integritas," ujar Ardian.