Anak Mualaf di Aceh Tenggara Terancam Putus Sekolah, Beruntung Ada yang Bantu Biaya Pendidikan
Keluarga miskin ini tidak mampu membeli perlengkapan sekolah, seperti baju seragam sekolah dan biaya pendidikan lainnya
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Asnawi Luwi | Aceh Tenggara
SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Wakil Ketua I DPRA dari Partai Golkar, Sulaiman Abda memberikan bantuan biaya pendidikan bagi warga miskin di Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara.
Anggota DPRA, Sulaiman Abda, kepada Serambinews.com, Minggu (22/7/2018) mengatakan, mendapat informasi dari wartawan Agara bahwa ada tiga orang dalam sekeluaga tidak mampu untuk sekolahkan anaknya tingkat PAUD, SMP dan tingkat SMA.
Keluarga miskin ini tidak mampu membeli perlengkapan sekolah, seperti baju seragam sekolah dan biaya pendidikan lainnya.
Baca: Dana Desa 2018 Cair, Bupati Aceh Tenggara Raidin Pinim Ingatkan Penghulu Kute
Mendapat informasi tersebut pihaknya langsung memberikan bantuan kepada keluarga miskin tersebut melalui Persatuan Wartawan Aceh (PWA) Agara.
Supaya bantuan tersbeut diserahkan tersebut agar dapat melanjutkan anaknya bersekolah.
Sementara itu, Ulina yang juga seorang mualaf mengatakan, anaknya Heri Aldi dan Cindy berkeinginan sekali melanjutkan sekolah ke tingkat SMP dan SMA dan Candra Mamana tingkat PAUD.
Anaknya sudah sempat didaftarkan di sekolah tingkat SMP terdekat dan SMA.
Tapi, dia tidak memiliki dana membeli pakaian seragam dan biaya lainnya yang dibebankan di sekolah tersebut.
Karena dirinya untuk makan sehari-hari saja dia sangat susah dan harus kerja serabutan.
"Alhamdullilah, melalui wartawan telah menerima bantuan dari Sulaiman Abda Wakil Ketua I DPRA," ujarnya.
Baca: Jalan Nasional Wilayah Tengah Aceh Rusak, Ini Permintaan Bupati Aceh Tenggara dan Gayo Lues
Mungkin kalau tidak ada bantuan itu, Ulina mengaku tidak bisa membeli seragam sekolah apalagi untuk biaya perlengkapan sekolah.
Karena ia dan suaminya hanyalah buruh kasar lepas yang tidak memiliki sejengkal tanah.
Bahkan setiap tahunnya harus sewa rumah untuk tempat tinggal bersama keluarganya.
Mereka tidak pernah mendapatkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).
Sementara itu orang yang lebih mampu darinya mendapatkan bantuan PKH.(*)