Aceh Krisis Elpiji 3 Kg
Gas elpiji 3 kg dilaporkan krisis di sejumlah wilayah Aceh, kalau pun ada namun harga jual sudah melampaui HET
BANDA ACEH - Gas elpiji 3 kg dilaporkan krisis di sejumlah wilayah Aceh, kalau pun ada namun harga jual sudah melampaui HET (harga eceran tertinggi). Konsumen berharap Pertamina bisa secepatnya mengendalikan pasokan untuk mencegah spekulasi harga yang sangat merugikan masyarakat.
Di Kabupaten Gayo Lues (Galus), harga elpiji 3 kg atau yang dikenal gas melon dijual di atas HET pada tingkat agen pengecer, yaitu berkisar Rp 28.000 hingga Rp 29.000/tabung. “Padahal HET di tingkat kabupaten dan kecamatan adalah Rp 22.000/tabung,” kata Fitri, seorang ibu rumah tangga di Kutapanjang kepada Serambi, Sabtu (25/8).
Konsumen lainnya di Blangkejeren menyebutkan, karena dijual di atas HET maka yang sangat dirugikan adalah konsumen sedangkan sub-agen maupun agen pengecer sangat diuntungkan dari bisnis gas bersubsidi itu.
“Instansi terkait seperti tutup mata dengan kondisi ini,” kata Maysarah, konsumen elpiji 3 kg di Blangkejeren.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRK Galus, Samsul Alam dalam sidang paripurna pembahasan laporan nota pertanggungjawaban APBK 2017 mensinyalir adanya kekurangan isi gas elpiji 3 kg yang beredar di kabupaten itu. “Dinas terkait harus memastikan sinyalemen ini agar masyarakat tidak terus dirugikan,” kata Samsul Alam.
Krisis elpiji juga terjadi di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe sejak sepekan terakhir. Kalaupun gas melon itu ada tapi harganya mencapai Rp 20.000 di pangkalan dan Rp 25.000 di kios pengecer.
“Di Tanah Jambo Aye sebelum meugang sudah langka elpiji tabung 3 kg. Harganya juga sudah melampaui HET,” kata Rafar, warga Tanah Jambo Aye kepada Serambi, Sabtu kemarin.
Menurut Rafar, biasanya di Tanah Jambo Aye, tabung gas 3 kg dipasok malam hari namun tidak ada yang tahu apa alasannya hingga harus dipasok malam.
Krisis gas elpiji 3k juga terjadi di Kecamatan Lhoksukon. “Elpiji ada dipasok ke Lhoksukon tetapi warga kesulitan mendapatkan sehingga ada yang harus mencari ke kios di pedalaman,” ujar M Nasir, warga Lhoksukon.
Di Kecamatan Geudong, sebagaimana pengakuan seorang warga setempat, Burhanuddin harga elpiji 3 kg pada Sabtu kemarin Rp 25.000 di kios kawasan Geudong, sedangkan di pangkalan Rp 20.000.
Lain lagi pengakuan Sumiati, warga Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Menurut Sumiati, pada Sabtu kemarin dia sudah berkeliling mencari gas elpiji 3 kg di Kecamatan Muara Dua, tapi tidak menemukannya. “Satu tabung pun tak ditemukan padahal suami saya sudah mencari hingga ke Kota Lhokseumawe,” ujar Sumiati.
Masuk langsung habis
Di Meulaboh, Aceh Barat keluhan tentang kelangkaan gas elpiji masih berlanjut. Gas melon itu hanya tersedia ketika dipasok oleh agen ke pangkalan-pangkalan, selanjutnya langsung habis.
Amatan Serambi, Sabtu (25/8), elpiji 3 kg kosong di semua pangkalan karena habis dibeli oleh masyarakat yang sudah antre. Gas bersubsidi itu juga kosong di tingkat pedagang pengecer.
Untuk harga elpiji 3 kg di pangkalan dijual sesuai HET yaitu Rp 18.000/tabung sedangkan harga di tingkat pengecer Rp 25.000/tabung.
Beberapa pekerja di pangkalan elpiji mengaku elpiji dipasok sesuai jadwal. Namun ketika elpiji sampai ke pangkalan langsung habis dibeli masyarakat. Sedangkan untuk elpiji 12 kg (nonsubsidi) stok normal dengan harga Rp 165.000/tabung.