Luar Negeri

Kisah Para Perempuan yang Dijadikan Budak Seks ISIS, Diperjualbelikan di Pasar Seperti Ternak

Pada 2014 lalu, perempuan yang kini menjadi aktivis HAM itu diculik ISIS, bersama para perempuan Yazidi lainnya di Irak.

Editor: Faisal Zamzami
Moh Habib Asyhad
Farida, salah satu perempuan Yazidi yang dijadikan budak seks ISIS di Mosul 

SERAMBINEWS.COM - Dinobatkannya Nadia Murad sebagai peraih Nobel Perdamaian 2018 sedikit banyak membuat kita tahu latar belakangnya.

Pada 2014 lalu, perempuan yang kini menjadi aktivis HAM itu diculik ISIS, bersama para perempuan Yazidi lainnya di Irak.

Selain disiksa, diperkosa, Murad juga dijadikan budak seks ISIS. 

Tapi berkat keberaniannya, Murad berhasil melarikan diri. Setelah itu ia memutuskan menjadi aktivis hingga diganjar Hadiah Nobel.

Murad bukan satu-satunya perempuan Yazidi yang dijadikan budak seksoleh ISIS.

Beberapa memang berhasil melarikan diri, tapi kisah getir mereka tak bisa dihapus oleh apa pun.

Begini kisah beberapa perempuan Yazidi yang dijadikan budak seks oleh ISIS.

Selama ditawan ISIS, mereka mengaku diperlakukan “seperti binatang” di Mosul, Irak bagian utara.

Salah satunya bernama Farida. Ia mengaku disembunyikan sebagai budak seks oleh salah seorang pejuang ISIS yang telah berkeluarga dan memperlakukan dirinya ibarat seekor binatang.

Baca: Mengenal Sosok Khabib Nurmagomedov yang Dinilai Misterius, Siap Bertarung Lawan McGregor

Baca: Acara IMF-World Bank Disebut Pemborosan, Andi Arief Bandingkan dengan Era Kepemimpinan SBY

Harian Mirror, Inggris, Selasa (28/3/2017), melaporkan, mantan budak seks militan ISIS yang kini berusia 28 tahun itu diculik tiga tahun silam di kampungnya, tepatnya ketika Farida berusia 25 tahun.

Setelah militer Irak semakin kuat menekan pemberontak ISIS, Farida memanfaatkan peluang untuk melarikan diri ke arah tentara Irak yang sedang mengepung para bandit tersebut.

Ia diam-diam mengendap keluar dari mobil penyanderanya saat tentara Irak melancarkan serangan udara di Mosul barat.

Menurut Farida, istri dari militan ISIS itu “juga ingin melarikan diri” sehingga mereka bersama-sama bersekongkol dengan tentara Irak untuk membunuh militan bejat tersebut.

Menurut dua wanita itu, mereka berhasil berkomunikasi dengan tentara Irak dan menggambarkan posisi yang tepat tentang posisi mobil militan ISIS itu.

Serangan udara pun menyasar mobil itu setelah keduanya bisa melarikan diri ke arah yang mendekati posisi tentara Irak.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved