Luar Negeri

Kisah Para Perempuan yang Dijadikan Budak Seks ISIS, Diperjualbelikan di Pasar Seperti Ternak

Pada 2014 lalu, perempuan yang kini menjadi aktivis HAM itu diculik ISIS, bersama para perempuan Yazidi lainnya di Irak.

Editor: Faisal Zamzami
Moh Habib Asyhad
Farida, salah satu perempuan Yazidi yang dijadikan budak seks ISIS di Mosul 

“Kami bersembunyi selama delapan hari, sehingga orang-orang berpikir kami telah tewas di dalam mobil itu,” kenang Farida.

“Kemudian kami melarikan diri.”

Baca: BREAKING NEWS - Sekeluarga Meninggal Dunia Akibat Kebakaran Mini Market di Peureulak 

Baca: Resmi Ditahan, Belum Ada Timses Prabowo yang Jenguk Ratna Sarumpaet

Farida mengaku mengalami luka batin dan beban psikologis setelah mengalami apa yang dia lalui dalam situasi yang ia sendiri sebut “seperti binatang” itu.

“Saya mencoba untuk menjaga kehormatan saya, tapi saya tidak berhasil. Mereka melecehkan dan memukul saya, memperlakukan saya seperti binatang. Saya hampir tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan apa yang terjadi pada saya,” ujarnya.

Wanita muda itu kini tinggal di sebuah kamp pengungsi dekat Erbil, Irak utara, di mana dia juga menemukan suaminya, yang sedang bertugas sebagai polisi ketika dia diculik.

Ia adalah satu dari dua budak seks ISIS yang berani melarikan diri dan berbicara tentang penderitaan yang dialami selama di Mosul.

Perempuan lainnya, Waheda Musa, juga pernah disandera di Mosul. Ia dan anaknya, Matu, menjadi tawanan ISIS kurang lebih selama 2,5 tahun.

Setelah berada dalam kengerian yang tak terbayangkan, mereka berhasil melarikan diri wilayah ISIS menuju kota asalnya.

Namun, Matu juga mengalami trauma berat karena sempat hendak dijadikan sebagai calon pengebom bunuh diri. Dia pernah menjalani pelatihan untuk peran tersebut.

“Mereka menyiksa anak saya, melatihnya untuk menggunakan senjata dan sebagai hukumannya, ia disekap di kadang,” cerita Waheda kepada wartawan.

Mereka berdua adalah warga Yazidi, sebuah komunitas agama di kalangan etnis Kurdi, yang menggabungkan aspek keyakinan Islam, Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme.

Karena itu, mereka dilihat sebagai bidaah di mata pejuang radikal ISIS, yang merasa layak untuk membunuh, menangkap, dan memperbudak kaum Yazidi.

Baca: Fathom Saulina, Putri Ratna Sarumpaet yang Juga Pernah Mendekam di Penjara Bersama Sang Ibu

Baca: LIVE STREAMING TRANS7 MotoGP Thailand 2018, Menanti Kebangkitan Yamaha dan Valentino Rossi

Waheda tinggal di sebuah kota dekat Sinjar, Ninive, Irak utara ketika ia ditangkap dengan anaknya pada tahun 2014.

Semua pria di kota itu dibunuh, perempuan dan anak-anak diculik.

Perempuan muda dan cantik dijadikan budak seks, yang tua dibunuh, dan anak laki-laki dijadikan tameng di medan perang atau dijadikan pengebom bunuh diri.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved