Sumbangkan ASI-Nya Sebanyak 15 Lemari Es, Sosialita Thailand Dikritik Para Dokter
Dalam wawancara dengan Thairath seperti dikutip dari Coconuts Bangkok(11/10/2018), Passavee mengatakan ia secara alami telah menghasilkan banyak ASI.
SERAMBINEWS.COM - Seorang sosialita wanita asal Thailand, menerima kritikan dari berbagai pihak atas aksinya.
Ibu satu anak bernama Passavee Payacaboot ini menyedot perhatian media sosial Thailand, setelah ia mulai menyumbang ASI-nya sendiri untuk ibu-ibu lain yang memiliki masalah menyusui.
Dalam wawancara dengan Thairath seperti dikutip dari Coconuts Bangkok(11/10/2018), Passavee mengatakan ia secara alami telah menghasilkan banyak ASI.
Ia menyimpan ASI-nya dalam kantong-kantong tertutup dan telah mencapai 15 lemari es.
Baca: Putri Eugenie Langgar 6 Tradisi Kerajaan Inggris dalam Pesta Pernikahannya
Bukan keanehan sebenarnya, karena ibu muda menurut nancymohrbacher.com, dapat menghasilkan ASI hingga 900 ml setiap hari.
"Saya mengerti bagaimana rasanya menjadi ibu tetapi tidak bisa menghasilkan ASI alami," kata Passavee.
"Ada begitu banyak kemungkinan masalah, dari ibu yang tidak bisa menghasilkan susu, atau ibu yang telah menjalani operasi dan memiliki masalah medis. Dalam beberapa kasus, orangtua meninggalkan anak-anak mereka sendiri," katanya kepada wartawan.
"Saya tidak bisa hanya melihat masalah ini dan tidak membantu," tambahnya.
Baca: Live Streaming Finals Dutch Open 2018 - Satu-satunya Wakil Indonesia Siap Rebut Juara Malam Ini
Banyak para ibu kemudian berbondong-bondong ke bank ASI milik Passavee, yang disebut Klinik Filoga.
Tetapi, dokter kemudian angkat bicara tentang bahaya medis menyusui anak dari ASI ibu lain.
Dalam sebuah konferensi pers menurut PBS Thailand, Dr. Pornpimol Wipulakorn, sekretaris tetap untuk Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, tidak menganjurkan pembagian susu yang tidak diatur, tidak peduli seberapa baiknya donor itu.
Baca: Mobil Pribadi Warna Putih Terbalik di Ise-ise, Korban dan Pemilik Mobil belum Diketahui
Dia menjelaskan bahwa, di setiap bank ASI, susu yang disumbangkan harus diuji, didesinfeksi, diawasi ketat dan dipasteurisasi sesuai dengan standar medis.
Sementara itu, Yong Poovorawan, seorang profesor herpetologi anak di Chulalongkorn University Faculty of Medicine juga menyuarakan hal serupa.
Baca: Seorang Nenek di Aceh Singkil Sumbangkan Sepasang Anting untuk Korban Tsunami Palu
Dia menjelaskan di halaman Facebook-nya Yong Poovorawan, bahan-bio seperti darah dan ASI dapat menularkan kuman dan penyakit - seperti HIV atau penyakit sapi gila - dari satu orang ke orang lain.
"Setiap donasi harus disaring setiap waktu, bahkan jika donor telah disaring sebelumnya," tulisnya.