Seorang Nenek di Aceh Singkil Sumbangkan Sepasang Anting untuk Korban Tsunami Palu
Ketika petugas pengumpul sumbangan keliling menemui jamaah sambil membawa kardus, seseorang nenek melepas antingnya untuk disumbangkan
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Seorang nenek di Aceh Singkil, sumbangkan sepasang anting yang dipakainya untuk korban gempa tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
Sumbangan anting oleh perempuan tua yang tidak diketahui identitasnya itu diserahkan saat tablig akbar dalam rangka peringatan 1 Muharam 1440 H di Lapangan MTQ Lipat Kajang Atas, Simpang Kanan, Aceh Singkil, Sabtu (13/10/2018) malam.
Baca: Kesaksian Korban Gempa Palu: Air Tsunami tidak Masuk ke Masjid Jami Pantoloan, Hanya Melompati Kubah
Baca: Beredar Video Detik-detik Tsunami Setelah Gempa 7,7 SR di Palu Sulawesi Tengah 28 September 2018
Ketika petugas pengumpul sumbangan keliling menemui jamaah sambil membawa kardus, seseorang nenek melepas antingnya untuk disumbangkan.
Petugas sempat ragu hingga melapor ke panitia.
Ketua panitia tablig akbar Darlimsyah mengaku, dirinya sempat menemui si nenek untuk memastikan pemberian sumbangan.
Baca: Tsunami Bervariasi, Tertinggi di Palu Capai 11,3 Meter, Terendah di Donggala Tercatat 2,2 Meter
Baca: Kisah Warga Aceh Saat Gempa dan Tsunami Palu, Naik ke Lantai 3 Hotel hingga Lari ke Bukit Silae
"Saya lupa tanya namanya. Saat itu sang nenek datang dengan cucunya, mengatakan tidak bawa uang cuma punya anting untuk disumbangkan," kata Darlimsyah.
Tablig akbar tersebut diselenggarakan Forum Umat Islam (FUI) Aceh Singkil bersama masyarakat.
Menghadirkan penceramah Tgk Muslim At Tahiry, Ketua FPI Aceh.
Acara turut dihadiri Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid dan pejabat lain.
Baca: Masjid Arwam Bab Al Rahman, Saksi Bisu Keganasan Gempa dan Tsunami yang Menerjang Palu
Itu Tsunami, lari...lari
Pendiri dan anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para jurnalis TV di Palu yang telah memperlihatkan dedikasi dan sisi kemanusiaan yang mulia dalam peristiwa gempa dan tsunami di wilayah Sulawesi Tengah.
Penghargaan ini diberikan setelah dengan cermat mempelajari kisah mereka.
Kisah heroik lima jurnalis TV saat terjadi tsunami di Pelabuhan Pantoloan dan telah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Donggala, Sigi, dan Palu.
Mereka adalah Abdy Mari (tvOne), Ody Rahman (NET.), Rolis Muhlis (Kompas TV), Jemmy Hendrik (Radar TV), dan Ary Al-Abassy (TVRI), yang pada Jumat petang 28 September, sekira pukul 15.00 WITA, turun dari Kota Palu menuju Kecamatan Sirenja di Kabupaten Donggala untuk meliput dampak gempa M 5,9 yang terjadi satu jam sebelumnya, pada pukul 14.00 WITA.
Baca: Fenomena Tanah Bergerak Saat Gempa di Palu dan Donggala, Begini Kisah Likuifaksi dalam Alquran