Orangtua Tolak Beri Imunisasi Difteri, Bayi 14 Bulan Meninggal Dunia

Keesokan harinya, bayi tersebut dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit karena sesak nafas dan kehilangan nafsu makan.

Editor: Fatimah
SERAMBINEWS.COM
Perawat berpakaian Alat Penyelamat Diri (APD) bersiap memasuki ruangan rawat inap pasien menderita penyakit difteri di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda Aceh, Senin (11/12). Dinas Kesehatan Aceh menyatakan selama tahun 2017 terdapat sebanyak 93 kasus difteri, meninggal 4 orang atau naik dibanding drastis dibanding tahun tahun 2016 hanya 11 kasus difteri. 

SERAMBINEWS.COM - Pada Senin (15/10/2018), seorang bayi perempuan berusia 14 bulan di Malaysia meninggal dunia karena penyakit difteri.

Dilaporkan hmetro.com.my (17/10/2018), Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Datuk Dr NoorHisham Abdullah mengatakan dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) menginformasikan kasus kematian bayi akibat difteri tersebut.

"Pasien tidak pernah menerima imunisasi difteri karena keluarga enggan untuk menerima imunisasi," jelas Dr NoorHisham.

Bayi perempuan yang tidak disebutkan namanya itu mulai demam dan sakit tenggorokan pada 4 Oktober lalu dan ibunya membawanya untuk mencari pengobatan dini di klinik swasta pada 11 Oktober.

Baca: Kesuksesan Jack Ma: Jika Anda Masih Miskin di Usia 35 Tahun, Itu Salah Anda

Keesokan harinya, bayi tersebut dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit karena sesak nafas dan kehilangan nafsu makan.

Bayi itu kemudian dirawat di bangsal anak-anak dan unit t perawatan neurologis pediatrik pada 13 Oktober karena kondisinya semakin melemah.

Bayi tersebut tak tertolong setelah mengalami kegagalan multiorgan.

Tes deteksi yang dilakukan pada korban menunjukkan adanya bakteri Corynebacterium diphtheriae.

Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri itu yang menyebabkan sakit tenggorokan hingga kemungkinan terjadi komplikasi bakteremia dan endokarditis (infeksi pada jantung) yang dapat menyebabkan kematian.

Cirinya adalah terbentuknya membaran berwarna kelabu pada area tenggorokan yang berlapis lendir pekat.

Kementerian Kesehatan Malaysia mengingatkan masyarakat ntuk selalu waspada terhadap penyakit itu yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Mewabahnya difteri juga sempat terjadi di Indonesia.

Sebanyak 109 orang di Jawa Barat menderita dan 13 orang di antaranya meninggal dunia akibat difteri membuat Kementerian Kesehatan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 2017 lalu.

Baca: Roro Fitria Divonis 4 Tahun Penjara, Ini Ritual yang Dilakukan Sebelum dan Setelah Ditahan

Selain pengobatan medis dengan antibiotik dan antitoksin, difteri dapat diobati dengan alternatif lain.

Obat herbal berasal dari buah-buahan ini disebut mampu meningkatkan kelangsungan hidup dan penyembuhan penyakit difteri.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved