Miris! Di Ajang Porprov XI Subulussalam Masuk 5 Besar, Tapi Kini Terancam Absen di Ajang PORA XIII
Salah satu penyumbang medali emas kala itu dari cabang olahraga renang. Para atlet renang asal Kota Sada Kata ini mampu memborong hingga 26 medali.
Penulis: Khalidin | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kota Subulussalam hampir dipastikan absen dalam perhelatan Pekan Olahraga Aceh (PORA) XIII di Aceh Besar yang akan digelar Minggu (18/11/2018) mendatang karena alasan ketiadaan anggaran.
Absennya kontingen asal kota yang mekar 2 Januari 2007 ini disesalkan sejumlah pihak karena sebenarnya daerah ini pernah tercatat masuk dalam lima besar peraih juara di event serupa delapan tabun silam.
Baca: YARA Serahkan Bantuan untuk Keluarga Miskin yang Tinggal di Gubuk Penyimpanan Jerami
Berdasarkan catatan Serambinews.com, prestasi gemilang Kota Sada Kata ini saat event yang dulu disebut Pekan Olahraga Provinsi atau Porprov dan kini dikenal PORA.
Pada porprov XI yang digelar Juli 2010 di Kabupaten Bireuen dan Lhokseumawe, Kota Subulussalam tampil sebagai salah satu peraih medali terbanyak di ajang bergengsi tingkat provinsi ini persis di awal kepemimpinan Merah Sakti dalam pilkada 2008/2009.
Baca: Dubes Arab Saudi Bantah Larang Warga Palestina untuk Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah
Salah satu penyumbang medali emas kala itu dari cabang olahraga renang. Kala itu, para atlet renang asal Kota Sada Kata ini mampu memborong hingga 26 emas ditambah sederet perak dan perunggu.
Akibat prestasi ini pula Subulussalam mendapat bangunan kolam renang. Raihan ini baru dari cabor renang, dan ada sederet prestasi lainnya juga dicapai atlet berbeda.
Bukan hanya dari renang sejumlah emas juga disumbang cabor lain termasuk perak dan perunggu hingga kota hasil pemekaran dari Aceh Singkil ini bertengger dalam lima besar juara.
Baca: Nama Muhammad, Ahmad, Amin, Sidik, Siti, Aminah, dan Khadijah Bisa Makan Gratis di Sini
Namun miris, raihan prestasi ini tampaknya tak begitu berjalan mulus. Buktinya, pembinaan terhadap atlet yang sejatinya menjadi modal meraih prestasi olahraga berbanding terbalik.
Malah sebagian cabor terkesan hidup segan mati tak mau. Masalah paling miris ketika muncul informasi Kota Subulussalam akan absen alias tidak ikut dalam PORA mendatang karena persoalan anggaran.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Subulussalam, Saiban Gafar yang dikonfirmasi Serambinews.com, Selasa (13/11/2018). Saiban mengaku telah bolak balik mengajukan anggaran ke pemerintah, namun hasilnya di luar dugaan.
Baca: 5 Alasan Saksikan Pertarungan ONE: Warriors Dream, Penentuan Gelar Juara Dunia Atlet MMA
"Kami ajukan Rp 400 juta tapi yang diacc-kan pak wali kota menurut kepala BPKD hanya Rp 150 juta, kalau hanya sebesar ini mana cukup," ungkap Saiban dengan nada kecewa.
Isu akan absennya Kota Subulussalam pada perhelatan olah raga level provinsi di Aceh tersebut, kini menjadi bahasan paling hangat di Kota Subulussalam.
Baca: Boyong 88 Atlet PORA XIII, Ini Janji Bonus KONI Abdya untuk Atlet Peraih Medali
Berbagai asumsi dan dugaan miring mulai mengemuka. Apalagi, di saat anggaran untuk kegiatan itu 'ditekan' muncul informasi berbagai kegiatan yang dinilai kurang penting namun disetujui.
Masalahnya, sebagaimana disampaikan Saiban Gafar 50 atlet Kota Subulussalam yang sejatinya akan berangkat bertanding dalam PORA mendatang merupakan hasil seleksi. Ke 50 atlet dari sepuluh cabang olah raga ini adalah mereka yang dihasilkan dari Pra-PORA lalu atau pemenang dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Baca: 21 Perusahaan Hengkang dari Karawang, Jawa Barat, PHK Capai 22.000 Pekerja
Jika benar Subulussalam absen maka bukan hanya mengecewakan 50 atlet yang telah bertahun berlatih tapi bakal membuat daerah ini didiskualifikasi karena dinilai 'mengingkari aturan'.
Semoga para pemangku kebijakan di Subulussaam dapat berpikir realistis sehingga tidak mengorbankan perjuangan para atlet yang sejatinya dibina dan dimotivasi untuk maju bertarung membawa prestasi gemilang. (*)