Warga Aceh Tenggara Kesulitan Peroleh Gas Melon, Pertamina Diminta Bertindak

Gas elpiji bersubsidi isi tabung tiga kilogram alias gas melon sulit diperoleh di Kecamatan Babul Makmur dan Kecamatan Lawe Sigala-Gala.

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAT SAPUTRA
ILUSTRASI -- Belasan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon diangkut menggunakan mobil brio, Kamis (18/10/2018) malam dari salah satu pangkalan di kawasan Blangpidie. 

Laporan Asnawi Luwi | Aceh Tenggara

SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Gas elpiji bersubsidi isi tabung tiga kilogram alias gas melon sulit diperoleh di Kecamatan Babul Makmur dan Kecamatan Lawe Sigala-Gala.

Akibat sulitnya gas isi 3 kilogram diperoleh menyebabkan harga di pasaran mencapai Rp30.000/ tabung.

"Sejak dua pekan ini gas bersubsidi sulit diperoleh di pasaran. Harga gas berkisar Rp27 ribu/tabung hingga Rp30 ribu per tabung. Ini harus ditelusuri kemana gas elpiji menghilang," ujar Devi, seorang warga Lawe Loning Hakhapen, Kecamatan Lawe Sigala-Gala, kepada Serambinews.com, Selasa (13/11/2018).

Menurut dia, mahalnya harga gas elpiji bersubsidi ini membuat perekonomian masyarakat semakin buruk, karena gas elpiji bersubsidi ini diberikan sebenarnya kepada masyarakat miskin bukan masyarakat ekonomi kelas atas.

"Tapi, kalau harga gas bersubsidi diatas harga eceran tertinggi (HET) ini membuat masyarakat miskin semakin menderita," tambah Devi.

Baca: Satpol PP Abdya Gagalkan Ekspor Gas Melon ke Aceh Selatan, Ini Jumlah yang Disita dan Pelakunya

Baca: Sidak Pangkalan Gas Elpiji, Wabup Abdya Temukan Banyak Masalah dan Ancam Pangkalan Nakal

Baca: Ketika Gas Melon Diduga Lari ke Orang tak Berhak  

Terkait hal itu, Pembina LSM Satyapila Aceh Tenggara, Dr Nasrulzaman, mengatakan, sulitnya gas di peroleh di pasaran karena pengawasan yang sangat lemah dan penyaluran gas bersubsidi tidak tepat sasaran.

Padahal gas bersubsidi ini khusus diberikan kepada masyarakat ekonomi lemah bukan pengusaha maupun orang yang mapan ekonominya.

Sebenarnya, jatah gas elpiji bersubsidi di Agara itu kuotanya cukup, tapi karena pengawasan lemah makanya penyaluran gas bersubsidi tidak tepat sasaran.

Untuk itu, Satyapila Aceh Tenggara meminta kepada pihak Pertamina wilayah Aceh untuk turun ke Aceh Tenggara mengecek jatah pangkalan gas dan pendistribusiannya di lapangan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved