Jembatan Gantung Menghubungkan Dua Kecamatan di Pidie Ambruk, Siswa Terpaksa Berjalan Sejauh 5 Km
Jembatan tersebut selama ini digunakan siswa dari Gampong Blang Beureueh, Kambuk, Blang Beureueh dan Lueng Sagoe.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEW.COM, SIGLI - Dampak banjir yang terjadi Jumat (17/11/2018) lalu menyebabkan satu jembatan gantung menghubungkan dua kecamatan di Pidie ambruk.
Sarana penyeberangan itu terletak antara Gampong Beureueh Dua, Kecamatan Mutiara Timur dan Blang Beureueh, Kecamatan Mutiara. Hilangnya jembatan gantung sepanjang 70 meter itu, mengakibatkan siswa harus menempuh perjalanan lima kilometer saat pergi ke sekolah.
Baca: Tanggul Krueng Pase Jebol, Puluhan Rumah di Samudera, Lhokseumawe Terendam Banjir
"Jembatan gantung itu ambruk akibat abutmen amblas. Sarana penyeberangan itu telah berusia sepuluh tahun," kata Ruslan (46) warga Dayah Beureueh, Kecamatan Mutiara, kepada Serambinews.com, Sabtu (17/11/2018).
Ia menambahkan, jembatan tersebut selama ini digunakan siswa dari Gampong Blang Beureueh, Kambuk, Blang Beureueh dan Lueng Sagoe.
Baca: Lepas Kontingen PORA, Sekdako Lhokseumawe Minta Atlet Berjuang Sportif
"Kita menyayangkan hilangnya jembatan gantung itu menyebabkan siswa harus menempuh perjalanan lima kilometer sehingga siswa akan terlambat ke sekolah," ujarnya.
Pemkab Pidie, kata Ruslan, harus cepat merespons untuk membangun kembali jembatan gantung tersebut.
Baca: Aceh Singkil Turunkan 101 Atlet ke PORA, Ini Cabor yang Akan Diikuti
Pantauan Serambinews.com, Sabtu (17/11/2018), ruas jalan Kembang Tanjong-Beureunuen di kawasan Adan masih digenangi air, termasuk sejumlah rumah warga di Kemukiman Adan terendam air akibat meluapnya Sungai Tiro.(*)