Mantan Teroris Abu Tholut Bicara Program Bela Negara dan Bagikan Pengalamannya tentang ISIS

Dalam acara ini diisi materi oleh Ustadz Abu Tholut, mantan narapidana terorisme yang menceritakan berbagai kisahnya.

Editor: Amirullah
Tribun Jateng/Yayan Isro Roziki
Dokumentasi, Imron Baihaqi alias Abu Tholut di rumahnya, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (21/10/2015). Mantan terpidana kasus terorisme ini pada Jumat (21/12/2018) berbicara tentang program bela negara di Sukoharjo, Jateng. 

SERAMBINEWS.COM, SUKOHARJO - Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sukoharjo gelar pendidikan kewarganegaraan yang merupakan bagian dari program bela negara di Pendopo GSP Sukoharjo, Jumat (21/12/2018).

Acara ini dihadiri Wakil Bupati Sukoharjo Purwadi, Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi, Dandim Sukoharjo Letkol Inf Chandra Ariyadi dan mantan narapidana teroris Abu Tholut.

Acara dibuka sambutan Wakil Bupati Sukoharjo, Purwadi yang menyampaikan bela negara merupakan amanat Undang-Undang yang sesuai dengan program pemerintah yaitu revolusi mental sekaligus membangun pertahanan nasional.

Baca: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Ibu 22 Desember: Dari Kata Mutiara hingga Puisi yang Menyentuh Hati

Baca: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Ibu 22 Desember: Dari Kata Mutiara hingga Puisi yang Menyentuh Hati

Baca: Ini 7 Pekerjaan Paling Berbahaya di Dunia, Masih Mau Mengeluh dengan Pekerjaan yang Kamu Jalani?

"Bela negara menjadi simbol kekuatan bangsa bahkan ditakuti negara lain yang ingin mengganggu kedaulatan dan kestabilan bangsa," kata Purwadi.

Purwadi berharap bela negara ini mampu membangkitkan semangat khususnya anak muda sehingga bangsa Indonesia menjadi negara kuat dan berdaulat.

Dalam acara ini diisi materi oleh Ustadz Abu Tholut, mantan narapidana terorisme yang menceritakan berbagai kisahnya.

Abu Tholut membagikan pengalaman dari awal ia terpengaruh ideologi radikalisme, yaitu ketika ada Undang-Undang Keormasan pada tahun 1980-an.

Pengalamnnya ke Malaysia diajak temannya dan kemudian ke Afganistan selama 8 tahun.

Abu Tholut juga menyebut ISIS sebagai kelompok Khawarij, atau kelompok pelaku bid'ah.

Ia sangat tidak setuju dengan ISIS hingga akhirnya ia keluar dari Jamaah Islamiah (JI) dan Jamaah Ansarut Tauhid (JAT) karena JAT menyatakan bergabung dengan ISIS.

Dari segi melaksanakan ibadah, mereka hanya mau melaksanakan salat apabila jamaahnya sepaham dengan mereka.

Baca: Fotografer Asal Singapura Ini Berhasil Abadikan Sisi Indah Korea Utara, Lihat Videonya

Baca: Hari Ibu 22 Desember 2018 - Inilah Harapan Seorang Ibu kepada Anaknya Berdasarkan Hasil Survei

Baca: Balas Dendam Atas Hukuman 20 Tahun Lalu, Pria Ini Cegat Mantan Gurunya di Jalan untuk Menamparnya

"ISIS itu menggunakan salah satu ayat untuk mengkafirkan orang lain, hal itu juga dilakukan kelompok-kelompok intoleransi lainnya," katanya.

Masyarakat harus belajar ilmu agama dengan kajian-kajian yang benar, dan didampingi ustadz yang terpercaya.

"Pada dasarnya manusia itu tingkatannya sama dilihat dari sisi moral dan agamanya, itu konsep Islam dalam konteks kenegaraan," katanya.

Adapun Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, menyampaikan beberapa materi mulai dari ISIS hingga masalah bangsa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved