Garuda Bertahan Tarif Batas Atas
Keluhan masyarakat pengguna jasa transportasi udara terhadap mahalnya harga tiket domestik--termasuk untuk rute Banda Aceh-Jakarta
* Tiket Lion Masih di Bawah Ketetapan Pemerintah
BANDA ACEH - Keluhan masyarakat pengguna jasa transportasi udara terhadap mahalnya harga tiket domestik--termasuk untuk rute Banda Aceh-Jakarta dan sebaliknya--ditanggapi oleh pihak Garuda Indonesia dan Lion Air.
General Manager (GM) PT Garuda Indonesia (Persero) Perwakilan Aceh, Andi Latief dalam pertemuan dengan Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda di kantornya, kawasan Luengbata, Banda Aceh, Jumat (11/1) menandaskan, dalam penjualan tiket, pihaknya tidak lagi menggunakan tarif batas bawah dan menengah, tapi sudah tunggal, yaitu tarif batas atas. “Tidak ada lagi penjualan tiket promo Rp 1,5 juta/orang,” ujarnya.
Menurut Andi Latief, kebijakan itu dilakukan disebabkan beberapa faktor, antara lain untuk mengurangi kerugian besar yang selama ini diderita PT Garuda Indonesia akibat melonjaknya harga avtur pada tahun lalu dan melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS. “Akibat kedua faktor itu, biaya operasional jadi melonjak, onderdil pesawat garuda masih diimpor dari luar negeri, harganya juga terus bergerak naik,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Andi Latief, manajemen PT Garuda Indonesia dituntut untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa, terutama terhadap keselamatan penumpang, pilot, pramugari, dan pesawat harus berjalan normal.
Makanya Dirut Garuda Indonesia yang baru mengambil kebijakan untuk memberlakukan harga tiket batas atas tunggal. Sampai kapan kebijakan itu berjalan, hanya pihak manajemen pusat yang mengetahui,” kata Andi Latief.
Meski demikian, kata Andi Latief, dirinya akan menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh yang disampaikan Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda kepada pimpinan Garuda Indonesia di Jakarta.
Jangan tarif tunggal
Wakil Ketua DPRA, Sulaiman Abda meminta manajemen PT Garuda Indonesia tidak memberlakukan tarif tunggal batas atas untuk rute Banda Aceh-Jakarta maupun sebaliknya.
“DPRA akan menyurati Dirut PT Garuda Indonesia meminta diberlakukan juga tarif bawah dan menengah untuk rute Banda Aceh-Jakarta maupun sebaliknya,” kata Sulaiman Abda ketika bertemu GM PT Garuda Indonesia Perwakilan Aceh Andi Latief, kemarin.
Menurut Sulaiman Abda, dirinya menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh yang akhir-akhir merasa sangat berat membeli tiket pesawat garuda dengan harga Rp 2.950.000 hingga Rp 3.050.000/orang untuk rute Banda Aceh-Jakarta maupun sebaliknya.
“Protes masyarakat Aceh terhadap tingginya harga tiket pesawat Garuda menjadi bukti kecintaan mereka terhadap maskapai milik Pemerintah RI ini. Masyarakat Aceh menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah pesawat Garuda itu sendiri,” demikian Sulaiman Abda.
Kebijakan Lion Air
Secara terpisah, General Manager Service Lion Air Group, Ari Azhari yang ditanyai Serambi, Jumat (11/1) tentang harga tiket maskapai tersebut mengatakan, harga yang berlaku saat ini masih di bawah yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Ari, pemerintah menetapkan harga tiket penerbangan Banda Aceh-Jakarta dengan LionAir Rp 2.523.000/orang sedangkan Banda Aceh-Medan Rp 987.100/orang.
“Jadi harganya tidak berubah, tidak naik, batas atasnya tetap. Hanya masyarakat selama ini menikmati harga-harga promo yang diberikan oleh maskapai penerbangan. Selama ini, Banda Aceh ke Medan bisa dapat Rp 300.000 atau Rp 400.000 per orang, itu kan harga-harga promo,” kata Ari Azhari menanggapi Liputan Eksklusif Serambi Indonesia berjudul ‘Tiket Mahal, Warga Terbang via KL’.
Ia menjelaskan, harga promo yang diberikan ada yang rendah, menengah (medium), dan tinggi. Saat ini harga tiket yang diberikan masih harga promo, tapi harga promo medium. Hal itu dikarenakan naiknya harga dolar, bahan bakar pesawat (avtur) juga naik serta biaya-biaya lainnya.