Breaking News

8 Fenomena Alam yang Muncul Pascaletusan Gunung Anak Krakatau

Meski jumlah letusannya sudah cenderung menurun, namun Gunung Anak Krakatau hingga kini masih berstatus siaga dengan zona berbahaya

Editor: Fatimah
Twitter James Reynolds @EarthUncutTV
Kondisi terkini Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda 

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

SERAMBINEWS.COM - Aktivitas Gunung Anak Krakatau hingga kini masih terus menjadi perhatian.

Meski jumlah letusannya sudah cenderung menurun, namun Gunung Anak Krakatau hingga kini masih berstatus siaga dengan zona berbahaya 5 kilometer dari puncak kawah.

Hal ini diketahui dari cuitan Sutopo Purwo Nugroho di akun Twitternya @Sutopo_PN.

Sejak erupsi beberapa waktu lalu, telah muncul berbagai fenomena alam di Gunung Anak Krakatau.

Mulai dari munculnya tsunami Selat Sunda hingga yang terbaru adalah air laut yang berwarna oranye.

Berikut adalah deretan fenomena alam yang muncul pasca letusan Gunung Anak Krakatau yang berhasil dihimpun Gridhot.ID.

Baca: Jamaah Safari Subuh Masjid Agung Al-Falah Bangun Rumah Janda Miskin di Pidie

1. Tsunami Selat Sunda

Kawasan pesisir pantai Anyer, provinsi Banten, hingga Lampung diterjang gelombang Tsunami pada Sabtu malam (22/12/2018) pukul 21.30 WIB.

Tsunami Banten yang datang tiba-tiba tanpa diikuti gempa itu diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

2. Kepulauan Seribu Dipenuhi Kerikil hingga Terlihat Seperti Dataran Baru

Baca: Fenomena Warga Aceh Ramai-ramai Bikin Paspor, Harga Tiket Pesawat Akhirnya Diturunkan

Dilansir dari Kompas.com, material vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau ditemukan hanyut hingga ke pesisir Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua dan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu sejak Rabu (26/12/2018) kemarin.

Koordinator Lapangan Pesisir Pantai Pulau Harapan Sudin LH Kepulauan Seribu Surya Ismail mengatakan jika material vulkanik itu berbentuk kerikil.

"Bentuknya kerikil-kerikil halus cuma dia ngapung di atas laut. Ukurannya enggak besar, seperti kacang-kacang hijau lah" kata Surya saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (27/12/2018).

Menurut Surya, hanyutnya kerikil-kerikil itu disebabkan oleh pergerakan angin dari barat daya ke timur laut.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved