Demi Ikuti Simulasi UAMBN-BK, Siswa MAS Merdeka Tampor Paloh Arungi Sungai Tamiang Selama 4 Jam
Siswa-siswi Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Merdeka, Gampong Tampor Paloh terpaksa mengikuti Simulasi UAMBN–BK di MAS Al-Widyan, Aceh Timur.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Karena keterbatasan fasilitas, belasan siswa-siswi Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Merdeka, Gampong Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, terpaksa mengikuti simulasi Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBN–BK) di MAS Al-Widyan Alue Lhok, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur, yang digelar Senin-Rabu (18—20/2/2019).
Meski dari Tampor Paloh ke Pusat Kecamatan Simpang Jernih, harus naik perahu mesin sekitar 4 jam melalui Sungai Tamiang, perjuangan mereka tidak surut.
Mereka tetap semangat, meski perjalanan yang mereka tempuh sangat berisiko.
Dari Simpang Jernih, mereka menuju rumah Ketua Yayasan MAS Merdeka di Langsa, melalui Aceh Tamiang, dengan menempuh perjalanan darat 45 menit.
Di sinilah mereka menginap selama berlangsungnya UAMBN-BK berlangsung.
Selanjutnya pada hari pelaksanaan ujian, mereka berangkat dari rumah Ketua Yayasan MAS Merdeka, di Kota Langsa, menuju MAS Al-Widyan Alue Lhok, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur, menggunakan kendaraan Sudako.
Dalam perjalanan baik dari Tampor Paloh, di penginapan dan hingga ke sekolah, ke-13 siswa-siswi MAS Merdeka didampingi Ketua Yayasan dan guru pembimbing.
“Simulasi UAMBN-BK dilaksanakan 18 – 20 Februari 2019. Tapi mereka harus berangkat dua hari sebelumnya, karena perjalanan yang harus mereka tempuh sangat jauh,” ujar Kasi Madrasah Kankemenag Aceh Timur, Mulkan Sidamanik, Selasa (19/2/2019).
Baca: Siswa di Tampur Paloh Butuh Fasilitas Pendidikan
Baca: Polisi Bekuk Dua Pelaku Kriminal Bersenjata di Aceh Timur, Sita Satu AK 56 dan Sejumlah Barang Lain
Baca: Kasat Reskrim dan Dua Kapolsek di Polres Aceh Timur Diganti, Ini Pejabat yang Baru
Mulkan mendapat tugas langsung dari Kepala Kankemenag Aceh Timur untuk memantau perjalanan siswa MAS Merdeka.
Mulkan mengatakan, perjalanan panjang melintasi Sungai Tamiang ini terpaksa mereka lakukan.
Karena hingga saat ini MAS Merdeka Tampor Paloh belum memiliki fasilitas guna melaksanakan ujian berbasis komputer.
“Jangankan laboratorium komputer dan server, jaringan internet pun belum ada di madrasah ini,” katanya.
Padahal ini satu-satunya sekolah menengah tingkat atas di gampong itu. “Dan selain UAMBN mereka juga harus mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK),” kata Mulkan.
Meski menempuh perjalan yang jauh dan sangat beresiko, jelas Mulkan, namun siswa-siswi MAS Merdeka tetap bersemangat mengikuti proses simulasi UAMBN BK.