Lobster Air Tawar Ganggu Habitat Ikan Endemik Danau Lut Tawar
Keberadaan lobster air tawar yang mulai berkembang biak di Danau Lut Tawar, Aceh Tengah, dinilai mulai mengganggu habitat ikan endemik.
Penulis: Mahyadi | Editor: Yusmadi
Laporan Mahyadi | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Keberadaan lobster air tawar yang mulai berkembang biak di Danau Lut Tawar, Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, dinilai mulai mengganggu habitat ikan endemik atau ikan asli yang hidup danau itu.
Pasalnya, lobster berpotensi menyerang dan memakan telur ikan endemik.
Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir, keberadaan lobster di Danau Lut Tawar, berkembang pesat.
Bahkan, sudah menjadi salah satu buruan bagi para nelayan lantaran memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Disisi lain, keberadaan lobster bisa mengancam keseimbangan Danau Lut Tawar, terutama bagi beberapa jenis ikan endemik.
Baca: Hati-hati Berenang di Lut Tawar
Baca: Danau Lut Tawar Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi
Baca: Berwisata ke Danau Lut Tawar, Anda Diingatkan tidak Meninggalkan Sampah
Kepala Balai Benih Ikan (BBI), Lukup Badak, Iwan Hasri kepada Serambinews.com, Senin (1/4/2019) mengakui keberadaan lobster di Danau Lut Tawar, berkembang cukup cepat dan jumlahnya semakin banyak.
“Lobster ini, bukan ikan asli Danau Lut Tawar, tapi baru beberapa tahun terakhir, mulai berkembang,” kata Iwan Hasri.
Menurutnya, adanya lobster air tawar tersebut, bukan ditebar secara resmi, tetapi diperkirakan sebelumnya dikembang biakan oleh beberapa warga yang tinggal di seputaran danau.
“Mungkin, awalnya ada warga mencoba membudidayakan lobster di jaring. Tapi, terlepas dari jaring dan menyebar secara luas,” sebutnya.
Secara ekonomi, lanjut Iwan Hasri, keberadaan lobster di Danau Lut Tawar, cukup menjanjikan, tetapi dari sisi kelestarian ikan endemik bisa terancam karena lobster memangsa telur-telur ikan asli, seperti telur ikan depik, ikan kawan serta beberapa jenis ikan asli lainnya.
“Kalaupun dibudidayakan karena pertimbangan nilai ekonomi, harus disiapkan kolam atau tempat yang tidak langsung bersentuhan dengan danau,” lanjut Iwan Hasri.
Ditambahkan Kepala BBI Lukup Badak ini, berdasarkan penuturan beberapa nelayan, sejak berkembangnya lobster di Danau Lut Tawar, ikan hasil tangkapan para nelayan sering dijumpai dalam kondisi tidak utuh atau rusak.
“Kalau jaring lama diangkat, ikan-ikan yang sudah terjerat di jaring, ada yang sudah dimangsa. Diperkirakan karena diserang lobster,” tambahnya.
Bagi sebagian warga, keberadaan lobster di Danau Lut Tawar, menjadi target mata pencarian baru.
Bahkan, lobster air tawar tersebut, bukan hanya menjadi konsumsi warga lokal, tetapi banyak dipesan oleh para pedagang dari luar daerah dengan harga jual beragam.
Bisnis lobster ini, menjadi usaha menggiurkan, tetapi dinilai berpotensi merusak keseimbangan danau. (*)