Fadli Zon Tanggapi Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan Terbaik Asia Pasifik, Ini Katanya

SERAMBINEWS.COM -- Prestasi yang baru saja ditorehkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik tak luput dari kritikan Fadli Zon

Fadli Zon menyebut prestasi Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik yang disabet Sri Mulyani bukan untuk rakyat Indonesia

Fadli Zon beranggapan bahwa hadiah terbaik bukanlah menjadi Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik

Menurut Fadli Zon hadiah terbaik adalah dari rakyat, bukan menjadi Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik

Sri Mulyani baru saja menyabet prestasi gemilang sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia Pasifik

Gelar Menteri Terbaik Asia Pasifik itu diberikan oleh majalah keuangan Finance Asia

Majalan Finance Asia sudah dua kali memberi gelar Menteri Keuangan Terbaik untuk Sri Mulyani, tahun 2017 dan 2018

Baca: Isu Politik Uang Merebak di Bireuen, Ada Partai Siapkan Harga Rp 300-500 Ribu per Paket

Baca: SKK Migas dan BPMA Edukasikan Industri Hulu Minyak dan Gas Terhadap Mahasiswa UIN

Baca: Yusril dan Habib Rizieq Shihab Saling Bantah Soal Keislaman Prabowo, Ini Kronologinya

Artinya Sri Mulyani sudah tiga tahun berturut-turut mempertahankan gelar Menteri Keuangan Terbaik Asia Pasifik

"Menkeu Sri Mulyani berhasil membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan mencatatkan defisit anggaran terendah dalam enam tahun terakhir pada 2018 (1,76 persen dari Produk Domestik Bruto)," kata FinanceAsia dalam keterangan resmi Kemenkeu, Kamis (4/4/2019), seperti dikutip Tribunnews.com

Melalui program Amnesti Pajak yang diluncurkan pada tahun 2016-2017, lanjut FinanceAsia, Menkeu Sri Mulyani juga berhasil meningkatkan kepatuhan pajak (tax compliance).

Program ini pada akhirnya terbukti cukup efektif meningkatkan penerimaan perpajakan.

Melalui Global Green Sukuk, Menkeu Sri Mulyani dinilai dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjual green bonds.

Green bonds adalah surat utang yang digunakan secara spesifik untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan, yang terjual hingga 1,25 miliar dolar AS.

"Selain itu, di tengah pelemahan nilai tukar seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.