Pemimpin ISIS Muncul Kembali dalam Video Propaganda setelah 5 Tahun, Ini Tanggapan Amerika Serikat
Pemerintah Amerika Serikat menjanjikan akan terus melacak keberadaan para pemimpin organisasi teroris ISIS yang masih hidup
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat menjanjikan akan terus melacak keberadaan para pemimpin organisasi teroris ISIS yang masih hidup dan memastikan mereka diadili.
Komentar AS itu muncul setelah sebuah rekaman video propaganda yang dirilis ISIS menampilkan pemimpin mereka, Abu Bakar al- Baghdadi, setelah lima tahun.
"Pasukan koalisi pimpinan AS yang melawan kelompok ISIS di seluruh dunia akan memastikan kekalahan yang terus menerus dari para teroris."
"Dan setiap pemimpinnya yang tersisa akan mendapat keadilan yang pantas mereka terima," kata seorang juru bicara departemen luar negeri AS.
Baghdadi muncul dalam video propaganda, kali ini dengan tampilan jelas wajahnya, setelah sebelumnya pada Agustus tahun lalu hanya beredar rekaman suaranya.
Kemunculan Baghdadi itu merupakan yang pertama kali dalam lima tahun terakhir, sejak ISIS mendeklarasikan khilafah di Mosul, Irak, pada 2014.
Tidak jelas kapan dan di mana video itu direkam.
Namun hampir bisa dipastikan jika video itu dibuat usai serangan bom di Sri Lanka, pada Minggu Paskah (21/4/2019).
Hal tersebut lantaran Baghdadi membahas tentang pertempuran mempertahankan benteng terakhir mereka di Suriah yang telah usai dan memuji serangan terbaru yang diklaim ISIS di Sri Lanka, yang menewaskan hingga 253 orang.
"Teruntuk saudara kita di Sri Lanka, saya begitu senang ketika mendengar serangan bom bunuh diri. Membalaskan kaum kita di Baghouz," ujar Baghdadi.
Dalam video berdurasi 18 menit yang dirilis oleh media propaganda Al-Furqan itu, Baghdadi terlihat mengenakan jubah berwarna hitam, rompi krem, dan cambang putih.
Diberitakan Newsweek Senin (29/4/2019), dengan senapan serbu tipe Kalashnikov diletakkan di dekatnya, Baghdadi terlihat berbicara dengan sejumlah orang yang mukanya disamarkan.
Di video itu, Baghdadi menyatakan pertempuran dengan negara Barat merupakan perjuangan panjang.
Namun, dia mengakui kelompoknya sudah menuai kekalahan.
Dia merujuk kepada kemenangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), koalisi yang disokong Amerika Serikat (AS), ketika merebut desa Baghouz di timur Suriah.