Ini Cara dan Hasil Kajian Ilmu Falak dalam Penentuan 1 Syawal 1440 H

Hilal menjadi patokan dalam menetapkan awal bulan hijriah, baik dalam kalangan mazhab hisab atau mazhab rukyat di Indonesia

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Muhammad Hadi
Kepala Pusat Studi Ilmu Falak STAIN Malikussaleh Lhokseumawe Tgk Ismail SSy MA memperlihatkan teleskop untuk melihat gerhana matahari.SERAMBI/JAFARUDDIN 

Ini Cara dan Hasil Kajian Ilmu Falak dalam Penentuan 1 Syawal 1440 H

Laporan Saiful Bahri | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE  - Hilal menjadi patokan dalam menetapkan awal bulan hijriah, baik dalam kalangan mazhab hisab atau mazhab rukyat di Indonesia.

Karena hilal merupakan bulan sabit yang terlihat di atas kaki langit barat setelah matahari terbenam.

Jadi data hilal sesuai kajian ilmu falak untuk penentuan 1 Syawal 1440 H, menurut Dosen Ilmu Falak Pada Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe,  Tgk Ismail SSy MA.

Baca: Jelang Meugang Idul Fitri 1440 H, Harga Cabai Merah di Abdya Tembus Rp 70.000 Per Kg

Pertama, peristiwa nilai bujur ekliptika bulan sama dengan nilai ekliptika matahari atau disebut konjungsi geosentrik (ijtma’).

Ini akan terjadi pada Senin 3 Juni 2019 pukul 17.02 WIB atau pukul 18.02 WITA atau pukul 19.02 WIT dengan nilai ekliptika bulan dan matahari 72,562 derajat.

“Konjungsi ini sangat penting dalam menetapkan awal bulan hijriyah. Karena peristiwa konjungsi ini menjadi pembatas antara akhir waktu bulan yang sedang berjalan dengan awal waktu bulan berikutnya,” ujarnya.

Data kedua, tinggi hilal pada  Senin 3 Juni 2019 M atau 29 Ramadhan 1440 H saat matahari terbenam di seluruh Indonesia masih berada di bawah ufuk barat.

Baca: Tata Cara Shalat Idul Fitri 1440 H, Lengkap dengan Niat dan Bacaannya

Kisaran ketinggian hilal antara -1,43 derajat ( terendah) di Jayapura, Papua, sampai dengan -0,06 derajat ( tertinggi) di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Data ketiga, nilai sudut elogasi atau jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat matahari terbenam di tempat pengamatan.

Pada Senin 3 Juni 2019 atau 29 Ramadhan 1440 H di seluruh Indonesia berkisar antara 2,79 derajat (terendah) di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, sampai 3,37 derajat (tertinggi) di Jayapura, Papua.

Dari data hilal di atas, sebut Tgk Ismail, dapat dipastikan bahwa semua kriteria penentuan awal bulan hijriah yang dipakai oleh Ormas Islam di Indonesia belum terpenuhi pada tanggal 3 Juni 2019 atau pada 29 Ramadhan 1440 H.

Baca: Tokoh Referendum Aceh Muhammad Nazar Minta Pusat tak Terlalu Keras Respon Muzakir Manaf

Karena saat matahari terbenam pada hari itu, hilal di seluruh Indonesia masih berada jauh di atas posisi imkan rukyah (batasan ketinggian hilal yang mungkin dilihat).

Sehingga jumlah hari bulan Ramadhan 1440 H adalah  30 hari dan bisa dipastikan bahwa awal Syawal 1440 H jatuh pada Rabu (5/6) ini. 

“Namun untuk informasi resmi tentang penetapan awal bulan Syawal 1440 H atau hari raya Idul Fitri di Indonesia, mari kita tunggu hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI di Jakarta pada hari Senin, (3/6/2019) sore,” demikian Tgk Ismail.(*)

Baca: Video Viral - Merdunya Suara Azan yang Berkumandang di Stadion Wembley Inggris

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved