Simbol Segitiga pada Masjid Safar Jadi Perbincangan Publik, Bagaimana Pengaruh Iluminati pada Agama?
Kemuculan simbol segitiga mata satu atau lebih sering disebut dengan Illuminati, mendadak menjadi perbincangan publik.
SERAMBINEWS.COM - Kemuculan simbol segitiga mata satu atau lebih sering disebut dengan Illuminati, mendadak menjadi perbincangan publik.
Hal itu terjadi setelah Rahmat Baequni mengidentikan bentuk bangunan karya Gubernur Jabar Ridwan Kamil, den simbol Illuminati.
Hasilnya Ridwan Kamil, beserta dengan Rahmat Baequni beserta Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar pertemuan, untuk menyelesaikan perkara ini.
Namun, jika berbicara menyoal Illuminati memangnya bagaimana pengaruh simbol ini pada agama?
Melansir BBC, kisah ini sebenarnya sudah menjadi polemik sepanjang 200 tahun lalu sejak Illuminati dibentuk untuk menentang pengaruh agama pada kehidupan sehari-hari.
Terlepas dari benar atau tidaknya kelompok ini, sejauh ini sudah menjadi salah satu obyek konspirasi terpanas sepanjang masa.
Baca: Jawab Tudingan Simbol Illuminati di Masjid Al Safar, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Baca: Mantan Keuchik Buron, Jaksa: Kasus Dugaan Korupsi Dana Gampong di Tunong Lhokseumawe Tetap Diproses
Baca: Ini Perbandingan Spesifikasi Realme C2 dan Xiaomi Redmi 7, Harga Sama-sama Rp 1,5 Jutaan
Tidak mudah untuk membuktikan keberadaan kelompok ini, meski menjadi obyek terpanas dan belum bisa dipercaya kenyataannya banyak orang percaya pada kelompok ini.
Menurut BBC, menjelasakan segelintir keberadaan kelompok tersembunyi Illuminati ini.
Mereka berasal dari berbagai tempat di Prancis, Inggris dan banyak lagi namun yang jelas pertemuan mereka berada di Kota Ingolstadt, di Eropa.
Kota yang merupakan lahirnya kelompok Illuminati, yang menjadi mitos dan obyek dalam teori konspirasi.
Illuminati didirikan oleh seorang Profesor Hukum di Universitas Ingolsadt, Adam Weishaupt pada 1 Mei 1776.
Organisasi rahasia ini didirikan untuk melawan pengaruh agama pada kehidupan masyarakat.
Illuminati menentang penyalahgunaan kekuasaan pemerintah, Weishaupt mengharapkan pemerintah memberikan ruang bebas berpendapat kepada masyarakat.
Baca: Sekwan Aceh Singkil: PAW Anggota Dewan dari PA Tunggu Disposisi Pimpinan
Baca: Viral! Pernikahan Mahal Polwan di Sulsel, Dilamar dengan Uang Belanja Rp 300 Juta Hingga 1 Ton Beras
Terinspirasi dari kelompok Freemasons, Weishaupt meyakini bahwa masyarakat bisa bebas dan tidak terpaku pada standart moral yang ditentukan agama.
Kemudian, dia mencerahkan mahasiswa terbaiknya dengan ideologi Illuminati yang radikal, dan berkembang menjadi kelompok informan untuk melaporkan sejumlah tingkah laku korup pejabat, pemerintah, dan tokoh agama.