Sabu di Bandara Riau dari Aceh

Sebanyak 34 paket sabu-sabu seberat 4,1 kg yang diselundupkan delapan warga Aceh melalui Bandara Sultan Syarif Kasiem

Editor: bakri
SERAMBI/BUDI FATRIA
FAISAL ABDUL NASER, Kepala BNNP Aceh 

* Yang Diselundupkan Delapan Warga Aceh

BANDA ACEH - Sebanyak 34 paket sabu-sabu seberat 4,1 kg yang diselundupkan delapan warga Aceh melalui Bandara Sultan Syarif Kasiem (SSK) II, Pekanbaru, Riau, dengan tujuan Surabaya, Jawa Timur, berasal dari Aceh. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh menyayangkan adanya delapan warga Aceh yang tertangkap karena berupaya menyelundupkan barang haram tersebut.

Seperti diberitakan kemarin, tujuh remaja dan seorang petani asal Aceh, Jumat (28/6) sekitar pukul 05.00 WIB, ditangkap petugas Aviation Security (Avsec) Bandara SSK II, saat menyelundupkan sabu melalui bandara tersebut. Mereka awalnya hendak menumpang pesawat Lion Air JT 983 ke Surabaya pada jam penerbangan pagi. Kedelapan warga Aceh itu masing-masing adalah RS (24 tahun), Mus (30), FN (25), Muk (19), SW (21), ML (22), Mar (19), dan AH (25).

Dari hasil interogasi petugas terungkap bahwa komplotan ini sudah tiga kali menggunakan bandara sebagai jalur penyelundupan narkoba. Tapi, baru kali ini upaya berhasil digagalkan petugas Avsec Bandara SSK II Pekanbaru.

Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol Drs Faisal Abdul Naser MH, melalui Kepala Bidang Pemberantasan, Amanto MH, yang dikonfirmasi Serambi, Sabtu (29/6), mengatakan, keberanian tujuh remaja dan seorang petani yang berasal dari Aceh Utara, Aceh Timur, dan Banda Aceh itu, karena dipicu faktor ekonomi. “Mungkin mereka tergiur dengan upah banyak, hingga mau membawa barang itu ke sana. Tapi, itu sangat kita sayangkan karena pelakunya rata-rata masih pelajar semua. Mungkin mereka dipengaruhi, makanya nekat,” kata Amanto.

Ditanya dari mana pelaku mendapat barang haram itu, Amanto mengatakan, mereka (pelaku-red) membawa barang terlarang itu dari Aceh. Artinya, barang tersebut berasal dari Aceh dan mereka ingin menyelundupkan ke sana (Surabaya-red).

Hasil analisis awal BNNP Aceh, sebut Amanto, pelaku diperkirakan membawa barang tersebut melalui jalan darat hingga ke Pekanbaru. Karena barang haram itu akan dibawa ke Pulau Jawa, sambung Amanto, pelaku akhirnya terpaksa menggunakan pesawat. “Tapi tim Avsec di Bandara mendapati mereka, makanya ketahuan dan terciduk,” kata Amanto.

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol Drs Faisal Abdul Naser MH, melalui Kepala Bidang Pemberantasan, Amanto MH, juga mengatakan, kedelapan pelaku membawa barang haram itu ke luar Aceh karena harga jual di luar Aceh lebih mahal. “Harga di luar (Aceh) kan lebih mahal, lebih tinggi, iyalah. Aceh kan jalur masuk aja. Itu barang memang dari Aceh, tapi saya belum tahu pasti apakah mereka pasti melalui jalan darat ke Pekanbaru atau bukan,” kata Amanto.

Ditanya upaya pencegahan atau langkah antisipasi yang dilakukan BNNP Aceh terkait adanya pelaku dari Aceh yang membawa barang haram itu ke luar daerah, Amanto mengatakan, pihaknya belum bisa mendeteksi peredaran narkoba ke luar Aceh jika tidak ada informasi sama sekali dari pihaknya. “Kalau ke luar kami tidak terdeteksi, karena aksi mereka tersebut kan tidak bocor sedikit pun. Baru tahu ya jika di bandara gitu, karena gerak-geriknya dicurigai,” kata Amanto.

Terakhir, ia mengimbau anak-anak Aceh agar tidak mudah terpengaruh dengan ajakan-ajakan mafia atau gembong narkoba. “Saya mengimbau agar tetap waspada. Jangan memanfaatkan anak-anak, karena mereka masih belajar. Mungkin itu karena faktor ekonomi, tergiur dengan upah, kita tetap wasapada ajalah,” demikian Amanto MH.(dan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved