FKUB Aceh Gelar Dialog Penyelesaian Konflik Internal Agama di Pidie Jaya

FKUB Aceh, bekerja sama dengan Kesbangpol Aceh, menggelar dialog tentang penyelesaian konflik internal agama di Kantor Kesbangpol Pidie Jaya.

FOR SERAMBINEWS.COM
Peserta dari berbagai kalangan mengikuti dialog tentang penyelesaian konflik internal agama di Kantor Kesbangpol Pidie Jaya, Kamis (4/7/2019). Acara itu digelar FKUB Aceh dan Kesbangpol Aceh. 

FKUB Aceh Gelar Dialog Penyelesaian Konflik Internal Agama di Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM, PIDIE JAYA - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Aceh, bekerja sama dengan Kesbangpol Aceh, menggelar dialog tentang penyelesaian konflik internal agama di Kantor Kesbangpol Pidie Jaya, Kamis (4/7/2019).

Hadir sebagai pemateri, Ketua FKUB Aceh, Nasir Zalba dan Kepala Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Mukhlisuddin Ilyas.

Dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com, Nasir Zalba dalam dialog kemitraan itu mengatakan, secara organisasi FKUB Aceh mendapat penghargaan juara 1 nasional.

"Ini bertanda bahwa FKUB memiliki peran dalam menjaga kerukunan umat. Masyarakat Aceh sangat elegan dalam menjaga nilai-nilai perbedaan antar umat beragama. Ke depan nilai-nilai perbedaan itu juga harus masuk dalam perbedaan inter agama. Terutama agama Islam," katanya.

Baca: Terkait Korupsi Jual Beli Jabatan, KPK Pastikan Punya Bukti Kuat Adanya Aliran Dana ke Menteri Agama

Baca: Ramadhan Telah Berlalu, Curhatan Seorang Wanita yang Hidup dalam Keluarga Berbeda Agama Ini Viral

Baca: Pemuka Agama Bangga Disebut Kafir, Ini Reaksi Ustadz Abdul Somad & Ustaz Adi Hidayat Soal Kafir

Menurut dia, banyak sekali praktik baik dalam kerukunan antar umat beragama di Aceh yang perlu dikampanyekan.

Ini kelebihan Aceh yang perlu dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menunjukkan bahwa Aceh ramah dengan berbagai perbedaan.

Acara dialog kemitraan ini, menurut Nazir Salba akan dilakukan di berbagai tempat di Aceh, sebagai upaya menjaga kerukunan umat beragama di Aceh secara berkelanjutan.

Pemateri lainnya, Mukhlisuddin Ilyas menyampaikan tentang kerukunan inter agama dan radikalisme.

"Semua unsur tidak boleh lalai dan memarginalkan diskursus kerukunan dan radikalisme di Aceh, karena kedua topik ini dapat muncul seketika bila tidak di rawat dan dijaga segala potensi yang dimilikinya," kata Mukhlis.

Baca: FKUB Aceh Raih Peringkat I Harmony Award 2018, Kinerjanya Terbaik se-Indonesia

Baca: Mahasiswa Unsyiah Meneliti Persepsi Masyarakat Soal Konflik Aceh, Begini Hasilnya

Baca: Sejarah Yerusalem, Salah Satu Kota Suci di Dunia yang Penuh Konflik Berkepanjangan

Menurut dia, Provinsi Aceh selalu menarik media internasional, bila kasus intoleransi dan kekerasan atas agama mencuat.

Karena itu, semua stakeholder harus tampil humanis dalam beragama.

Tampilan beragama yang humanis, telah memiliki akar yang kuat. Tinggal dilakukan saja oleh semua umat beragama di Aceh.

"Apalagi masyarakat Aceh dikenal memiliki kearifan lokal yang kuat. Tinggal saja, kearifan lokal masyarakat Aceh diterapkan, supaya kohesi sosial masyarakat Aceh kembali pada jalur yang benar. Kita harus kembali jalur, bahwa perbedaan itu adalah rahmat dari Tuhan," ujarnya.

Dialog kemitraan FKUB ini dihadiri sejumlah unsur, seperti direktur Dayah Jeumala Amal Tgk Hamdani, perwakilan MPU Tgk Munir Kiran, kepala dinas syariat Islam Pidie Jaya, anggota DPRK Pidie Jaya, SKPD Pide Jaya, Muhammadiyah, NU, dan lainnya.

Khusus Pidie Jaya, diskusi mengarah kepada penyelesain konflik internal agama. Karena Pidie Jaya, tidak ada rumah ibadah selain Islam.

Sejumlah potensi konflik internal agama di Pidie Jaya dapat diredam. Karena Pidie Jaya memiliki ulama kharismatik dari dayah. Tercatat ada 61 dayah besar yang tersebar di seluruh kecamatan di Pidie Jaya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved