PA dan PNA Bersatu, Mimpi Irwandi yang Terwujudkan?
Tak ada yang menyangka, dua partai yang lahir dari rahim perdamaian Aceh dan sama-sama menaungi eks kombatan GAM ini bisa akur dan bersatu
Penulis: Subur Dani | Editor: Muhammad Hadi
PA dan PNA Bersatu, Mimpi Irwandi yang Terwujudkan?
Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bergabungnya dua partai lokal terbesar di Aceh, Partai Aceh (PA) dan Partai Nanggroe Aceh (PNA) dalam Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) jilid II di DPRA, cukup mengejutkan.
Tak ada yang menyangka, dua partai yang lahir dari rahim perdamaian Aceh dan sama-sama menaungi eks kombatan GAM ini bisa akur dan bersatu.
Padahal, sekian lama sejak Pilkada 2012 silam, PA dan PNA selalu bersaing dan tak jarang para simpatisan berseteru dalam kontestasi politik di Aceh, baik pilkada maupun pemilu serentak.
Baca: Toko di Goheng Banda Aceh tak Sesuai IMB, Izin Pendirian Tiga Lantai, Dibangun Lima Lantai
Baca: Terdakwa Kasus BLBI Syafruddin Temenggung Dibebaskan Mahkamah Agung, KPK Kaget: Ini Aneh bin Ajaib
Bergabungnya PNA dalam barisan politik DPRA yang digagas PA, sontak membawa ingatan kepada pernyataan Ketua Umum PNA, Irwandi Yusuf beberapa waktu lalu, yang menginginkan terbentuknya koalisi bersama PA.
"Saya ingin membentuk koalisi dengan PA. Saya ingin partai lokal kuat," kata Irwandi seperti diberitakan Harian Serambi Indonesia edisi Rabu 11 Juli 2018 dengan judul berita "Mimpi Irwandi tentang Partai Lokal".
Saat itu Irwandi mengundang khusus Serambinews.com ke ruang kerjanya di Kantor Gubernur Aceh untuk menyampaikan itu.
Namun, belum sempat cita-cita itu diwujudkan, Irwandi ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 3 Juli 2018.
Baca: Petinggi Mandiri Syariah Pusat Bersilaturahmi ke Kantor Serambi Indonesia, Ini Tujuannya
Baca: Masa Tugas TGPF Kasus Novel Baswedan Berakhir, Istana, Menko Polhukam, hingga Kapolri Bungkam
Pria yang hobi menerbangkan pesawat itu tersandung kasus rasuah Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2018 bersama bupati non-aktif Bener Meriah, Ahmadi.
Hingga kini, keduanya bertahan di balik jeruji untuk menjalankan hukuman.
Lantas, apa sebenarnya alasan PNA bergabung dalam satu koalisi dengan PA di DPRA.
Benarkah hal itu dilakukan pengurus PNA untuk mewujudkan cita-cita Irwandi sebelumnya?
Atau jangan-jangan PNA sebenarnya kecewa kepada Nova Iriansyah karena beberapa isu yang santer setelah Irwandi Yusuf tak lagi menjabat sebagai pucuk pimpinan di Pemerintah Aceh?
Baca: Pembangunan Rumah DP 0 Rupiah Sudah 97 Persen, Anies: Agustus Kami Tuntaskan Proses Akad
Baca: Residivis Ini Bunuh Pemuda 21 Tahun Karena Menolak Disodomi, Mayat Korban Dikubur di Belakang Rumah
Ketua Harian PNA, Samsul Bahri alias Tiyong yang diwawancarai Serambinews.com, Selasa (9/7/2019) kemarin, membantah tegas hal itu.