PA dan PNA Bersatu, Mimpi Irwandi yang Terwujudkan?

Tak ada yang menyangka, dua partai yang lahir dari rahim perdamaian Aceh dan sama-sama menaungi eks kombatan GAM ini bisa akur dan bersatu

Penulis: Subur Dani | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA
Foto pertemuan Irwandi Yusuf dan Muzakir Manaf (Mualem) saat berjabat tangan dalam sebuah pertemuan di salah stu rumah kawasan Gampong Pineung, Banda Aceh, Rabu 22 Februari 2017 lalu. 

Lalu dia membenarkan, bahwa salah satu alasan PNA bergabung dengan PA dalam KAB jilid II adalah untuk mewudkan cita-cita ketua umum mereka, Irwandi Yusuf.

"Bukan, tidak ada kaitan soal itu (kecewa), tapi ini banyak alasan lainnya, salah satunya adalah ini keinginan Pak Irwandi Yusuf, ini keinginan beliau dan keinginan DPW PNA se-Aceh. Kami juga sudah menyampaikan ini ke beliau, beliau yang gagas ini dulunya, kami menindaklanjuti," kata Tiyong.

Dia mengatakan, kesepakatan bersama beberapa pimpinan parpol untuk membentuk KAB jilid II disambut positif oleh PNA.

Baca: Kemenristekdikti Umumkan Hasil SBMPTN 2019, Ini Daftar 10 PTN Dengan Peminat Terbanyak

Baca: Alasan Rafdi Anak Wakil Wali Kota Tidore Kerja Kuli Bangunan, Untuk Nafkahi Istri dan Anak

Tiyong mengatakan, PNA sendiri merupakan salah satu anggota KAB yang ikut hadir dalam forum pembentukan koalisi tersebut.

"Saya hadir dalam pertermuan itu, termasuk Sekjen DPP PNA, Miswar Fuadi," katanya.

PNA berharap, KAB dapat membangun kesamaan visi dalam menyikapi berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi di Aceh.

KAB harus benar-benar jernih melihat persoalan yang berkembang dan selalu mengedepankan kepentingan rakyat dalam berbagai kebijakan politiknya.

Baca: Bocah Ini Mengaku Sudah Menulis 135 Buku, Padahal Baru Berumur 12 Tahun

Baca: DPD RI Uji Sahih RUU Pajak Bumi dan Bangunan di Unsyiah

"Lebih khusus kami berharap, KAB akan menjadi kekuatan politik yang solid berikhtiar dalam memperjuangkan revisi UUPA agar sesuai dengan butir-butir MoU Helsinki dan dapat direalisasikan secara keseluruhan," kata Tiyong.

Kehadiran KAB juga diharapkan menjadi mitra strategis sekaligus kritis bagi Pemerintah Aceh di DPRA.

KAB menurutnya, harus mengawal berbagai agenda Pemerintah Aceh secara ketat namun konstruktif.

Baca: Plt Gubernur Aceh Usul 9 Isu Strategis di Bidang Ekonomi Dalam Rakor se-Sumatera di Bengkulu

Baca: Pemulangan Habib Rizieq Syarat Rekonsiliasi, Moeldoko: Kalau Enggak Bisa Beli Tiket Gue Beliin

"Berbagai program pembangunan yang diusulkan oleh Pemerintah Aceh harus berbasis pada kebutuhan rakyat yang berlandaskan kepada visi dan misi Gubernur Aceh yang sudah dituangkan dalam RPJMA bukan keinginan para SKPA," ujarnya.

Dengan demikian, PNA meyakini kehadiran KAB di bawah pimpinan Mualem akan menjadi aktor utama dalam mengawal jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di Aceh selama lima tahun ke depan.

"Dengan ikhtiar semua pihak yang bergabung dalam koalisi, berbagai harapan tersebut akan dapat terpenuhi. Semoga harapan agar Aceh bermartabat dan Aceh hebat akan terwujud dengan dukungan dan partisipasi aktif seluruh rakyat Aceh," demikian Tiyong. (*)

Baca: Menikah Tanpa Izin Istri Pertama, Suami dan Istri Kedua Terancam Hukuman 7 Tahun Penjara

Baca: Berikut Daftar Ponsel yang Akan Diblokir oleh Kemenperin Mulai Agustus, Apakah Milikmu Termasuk?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved