PDA Tolak ‘Hadang’ Nova
Partai Daerah Aceh (PDA) akhirnya memberikan penjelasan kenapa partai tersebut tidak bergabung dalam Koalisi
* Alasan tak Bergabung Koalisi KAB Jilid II
BANDA ACEH - Partai Daerah Aceh (PDA) akhirnya memberikan penjelasan kenapa partai tersebut tidak bergabung dalam Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) jilid II. Padahal, dalam koalisi tersebut sudah merapat tiga partai lokal (parlok) yaitu Partai Aceh, Partai Nanggroe Aceh (PNA), dan Partai SIRA.
“Kalau tujuannya hanya sekedar membagi-bagi jatah alat kelengkapan dewan, itu sangat naif sekali untuk kami ikut bergabung. Menurut saya harus jelas tujuan koalisi ini untuk apa,” kata Wakil Sekjen PDA, Tgk Marsyuddin Ishak SHI kepada Serambi, Kamis (11/7/2019).
Pria yang akrab disapa Tgk Mudas ini menjelaskan, jika koalisi tersebut hanya sekedar untuk ‘menghadang’ Pemerintahan Irwandi-Nova yang saat ini dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, maka PDA lebih baik tidak bergabung.
“Kami sangat komit mendukung Pemerintahan Irwandi-Nova. Jadi, jika koalisi ini dibentuk sekedar alat politik untuk ‘menghadang’ pemerintah, lebih baik kami tidak ikut,” tegas Tgk Marsyuddin.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak tujuh partai politik bergabung membentuk KAB jilid II. Koalisi ini digagas oleh Ketua Umum DPA Partai Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem. Dalam KAB ini ada tiga parlok yaitu Partai Aceh, PNA, dan Partai SIRA. Sedangkan PDA memiliki sikap politik lain dan memilih diluar koalisi.
Selain tiga parlok itu, partai lain yang tergabung dalam KAB jilid II adalah Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Sedangkan partai yang tidak bergabung dalam koalisi selain PDA yaitu, Partai Demokrat, Partai NasDem, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Tgk Marsyuddin kepada Serambi menjelaskan kenapa PDA tidak mau bergabung dalam KAB jilid II. Menurutnya, PDA tidak ingin masuk dalam framing opini seakan-akan PDA memisahkan diri dari tujuan partai lokal untuk bersama-sama mengawal Aceh.
“Kita tidak ingin digiring, saat PDA tidak masuk dalam koalisi seakan-akan PDA tidak ingin bersatu dengan partai lokal lainnya di parlemen. Tapi, jika visi-misi koalisi ini jelas dan menguntungkan Aceh, kami sangat siap,” kata dia.
Tgk Marsyuddin menambahkan, partai pimpinan Tgk Muhibussabri A Wahab ini tidak ingin nasib KAB jilid II bernasib sama dengan KAB jilid I. “Kita tidak ingin KAB jilid II ini bernasib sama seperti jilid I, dimana saat Pilkada antar partai lokal saling sikut dan dituduh macam-macam. Kami sangat komit untuk persatuan Aceh, walaupun keputusan final ada ditangan pimpinan,” ujarnya.
Pemerintahan Irwandi-Nova, kata Tgk Marsyuddin, bagaikan satu sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dia berharap semua partai pengusung pasangan tersebut pada Pilkada 2017 untuk mengawal pemerintahan ini sampai tuntas.
“PDA akan terus mengawal pemerintah Irwandi-Nova demi Aceh Hebat. PDA tidak akan cuci tangan bagaimanapun kondisinya. Bagi PDA, jika KAB jilid II untuk kepentingan dan ambisi kelompok tertentu, kami mohon maaf. Bagi kami, kepentingan Aceh lebih penting,” pungkasnya.
Pengamat Politik dan Pemerintahan, Dr Taufik A Rahim mengharapkan agar bersatunya Partai Aceh dan Partai Nanggroe Aceh (PNA) dalam Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) jilid II janganlah hanya untuk kepentingan politik saja. Tapi yang lebih penting adalah untuk kepentingan masyarakat Aceh.
“Apabila ini untuk memperkuat kepentingan mereka sendiri, maka itu tidak kita inginkan. Tapi kalau untuk kepentingan masyarakat, maka siapapun akan mendukung, apalagi kepentingan masyarakat, kepentingan Aceh, kemajuan Aceh, Aceh hebat, silakan saja,” kata Taufik A Rahim saat menjadi narasumber tamu by phone dalam talkshow Radio Serambi FM, Kamis (11/7), membahas Salam (Editorial) Harian Serambi Indonesia berjudul ‘KAB II Bisa Jadi Pengontrol Kuat’.
Hadir sebagai narasumber internal dalam talkshow bertajuk Cakrawala itu adalah Manajer Newsroom Serambi Indonesia, Bukhari M Ali yang dipandu Host, Eka Nataya.