Berita Aceh Tamiang
Bendung Irigasi di Aceh Tamiang Menjangkau Lima Kecamatan
Pemkab Aceh Tamiang merampungkan pembahasan proyek pembangunan bendung irigasi dengan memanfaatkan aliran Sungai Tamiang.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Yusmadi
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Pemkab Aceh Tamiang merampungkan pembahasan proyek pembangunan bendung irigasi dengan memanfaatkan aliran Sungai Tamiang.
Dalam pembahasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Tamiang bersama sejumlah pihak dan aktivis lingkungan, dijabarkan proyek ini murni untuk kepentingan masyarakat tanpa merusak lingkungan, khususnya di sekitar sungai.
"Ini merupakan amanah UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan sudah telah melalui proses pembahasan kerangka andal," kata Kadis LHK Aceh Tamiang Sayed Mahdi, Rabu (31/7/2019).
Dijelaskannya lagi, pembangunan bendung dan jaringan irigasi ini akan menyentuh lima kecamatan, Sekerak, Karangbaru, Manyakpayed, Bandamulia dan Bendahara yang mencakup areal sawah 3 ribu hektare.
Berita terkait lainnya
Baca: Irigasi di Tamiang Mengusung Konsep Bendung, Ini Bedanya dengan Bendungan
Baca: DPRK Aceh Tamiang Rekomendasikan Pembatalan SK Penunjukkan Plt Dirut PDAM Tirta Tamiang
Baca: Bupati Mursil: Tanpa Rekomendasi, Plt Direktur PDAM Tirta Tamiang Memang Diganti
Sektor pertanian di Aceh Tamiang selama ini kerap dilanda kekeringan karena ketiadaan irigasi. Selama ini petani hanya mengandalkan tadah hujan.
Sebelumnya diberitakan, Asisten III Setdakab Aceh Tamiang Adi Dharma menjelaskan kedua konsep ini memiliki perbedaan mencolok.
Di hadapan tim pembahasan proyek ini, Adi memaparkan konsep bendung ini meninggikan permukan air sungai agar dapat dialirkan ke saluran irigasi.
"Kalau bendungan kan menahan air. Kita tidak menggunakan konsep ini, karena air sungainya langsung kita alirkan," kata Adi Dharma.
Dalam perencanaan yang sudah disusun, aliran irigasi ini akan diarahkan ke lima kecamatan, yakni Sekerak, Karangbaru, Manyakpayed, Bandamulia dan Bendahara yang memiliki luas persawahan 3 ribu hektare.
Berita lainnya
Baca: Aceh Jadi Ikon INACRAFT Tahun 2020, SK Diterima Wakil Ketua Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati
Baca: Dua Tahun Jadi Bupati, Dulmusrid Lepas Aceh Singkil dari Status Daerah Tertinggal
Baca: Gudang Kapas di Bireuen Terbakar, Diduga Konslet Listrik
Awalnya kata Adi, proyek ini dianggap mustahil karena harus menjangkau Bandamulia yang berjarak cukup jauh dari pusat irigasi di Lubuksidup, Kecamatan Sekerak.
"Apakah air bisa dinaikkan, karena jaraknya jauh sekali. Tapi menggunakan teknologi ternyata bisa," lanjutnya.
Meski berharap proyek ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, Adi tetap berharap ada masukan.