Di Manakah Singkil Baru?

Nama Singkil Baru tiba-tiba populer, karena disebut-sebut sebagai pusat gempa 6,7 skala Richter (SR) yang terjadi Selasa (6/9/2011) pukul 00:55

Editor: bakri
Nama Singkil Baru tiba-tiba populer, karena disebut-sebut sebagai pusat gempa 6,7 skala Richter (SR) yang terjadi Selasa (6/9/2011) pukul 00:55 WIB dini hari. Namun, jangankan orang di luar sana, warga Aceh Singkil saja banyak yang tidak tahu di mana persisnya letak Singkil Baru itu. Maklum, dalam peta sendiri tidak tercatat ada daerah bernama Singkil Baru.  

Beberapa warga yang ditanyai Serambi kemarin memberikan jawaban tidak pasti. Ada yang menyebut Singkil Baru itu adalah Kilangan, salah satu desa di Kecamatan Singkil yang terendam air pascagempa Nias 28 April 2005.

Ada juga menyebut bahwa Singkil Baru itu berada di sekitar Pulau Birahan, Kecamatan Singkil Utara. “Singkil Baru sudah dikenal dunia, namun dalam peta tidak tertulis. Nama Singkil Baru hanya sebutan masyarakat saja ketika pindah dari Singkil Lama di seberang Kilangan ke tempat yang sekarang,” kata Syahrizal, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Aceh Singkil.

Asisten I Sekdakab Aceh Singkil, Azmi, menjelaskan sebutan Singkil Baru muncul sejak tahun 1991, ketika masyarakat berpindah dari Kayu Menang (Singkil Lama -red) ke lokasi yang sekarang. “Sebutan Singkil Baru muncul sejak warga pindah dari Kayu Menang,” kata Azmi.

Mantan Camat Singkil, semasa Singkil masih bergabung dengan Singkil Utara dan Kuala Baru tersebut, menyebutkan, wilayah Singkil Baru, mulai dari Kilangan, di Kecamatan Singkil hingga Ujung Simanuk-manuk, Singkil Utara. “Singkil Baru merupakaan daerah yang ditempati warga sejak pindah dari Kayu Menang. Wilayahnya dari Kilangan sampai Ujung Simanuk-manuk sana,” ujar putra Desa Ujung Singkil ini.

Namun sumber lain, Jasmaini BR (72) menyebutkan, ketika medio tahun 1940-an nama Singkil Baru sudah ia dengar, namun masih ditulis dalam istilah Inggris, New Singkel atau New Singkil. Di peta-peta (map) lama keluaran Portugis atau Belanda, menurutnya, wilayah Singkil yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Aceh Singkil sudah dipakai nama New Singkel. Versi Indonesianya, itulah Singkil Baru.

Alkisah, wilayah Singkil sendiri awalnya di sekitar Gelombang sekarang. Tapi setelah terjadi peristiwa geloro (semacam tsunami) tahun 1907, penduduk dari kawasan itu pindah ke seberang Kilangan. Belakangan, tahun 1933 terjadi lagi geloro kedua. Akhirnya, penduduk yang tersisa pindah ke Kilangan, seterusnya ke Desa Ujung, Pasar, Pulo Sarok hingga ke Gosong Telaga. Itulah yang kemudian menjadi landscape (bentang alam) Singkil Baru.

Lokasi gempa
Gempa 6,7 SR yang terjadi di 59 km timur laut Singkil Baru itu, episentrumnya diperkirakan berada di Pulau Birahan. Pulau Birahan sekarang masuk dalam wilayah Kecamatan Singkil Utara yang ibu kotanya Gosong Telaga. Pulau ini dapat ditempuh naik speedboat dalam tempo 15 menit dari pantai Cemara Indah Gosong Telaga, objek wisata di daerah itu.

Birahan merupakan pulau tak berpenghuni. Hanya sesekali warga datang ke situ memanen kelapa yang tumbuh alami. Selain kelapa, pulau tiga hektare itu ditumbuh kuini, cemara, bakau, dan belukar.

Proses subduksi
Staf Operasional Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Mata Ie, Umaroh SSi mengatakan di Banda Aceh kemarin bahwa gempa Singkil itu terjadi sebagai dampak dari proses subduksi pada lempeng Eurasia dan Indo-Australia di barat Sumatera, sehingga menimbulkan rangkaian gempa dalam beberapa wilayah di Sumatera.

Subduksi itu, katanya, menimbulkan respons pada patahan yang disebut Sesar Semangko yang terdapat di sepanjang Pulau Sumatera. Di sesar ini kemarin ada pergerakan dan timbullah gempa. “Hingga puluhan tahun ke depan, gempa seperti ini akan terus terjadi. Ini proses normal dan wajar,” kata jebolan Fisika ITB Bandung ini.

Ia tambahkan, proses subduksi di pantai barat Sumatera itu menimbulkan akumulasi energi pada kantong-kantong energi yang ada di hampir sepanjang wilayah Sumatera. Singkil dan sekitarnya adalah salah satu kantong tersebut.  

“Jika kita lihat di Singkil sendiri dalam beberapa puluh tahun terakhir juga terjadi gempa. Jadi, sebenarnya normal. Namun sayangnya, persiapan kita yang kurang dalam menghadapi gempa. Banyak bangunan yang menyalahi bestek, sehingga getaran gempa menimbulkan kerusakan parah,” timpalnya.

Gempa Singkil tak menimbulkan tsunami, meskipun getaran pada pusat gempa tercatat 6,7 SR dan mencapai 4-5 skala modified mercally intensity (MMI) dari getaran yang dirasakan di daratan. Perlu dicatat: getaran gempa di atas 6 SR (di atas 3 MMI) dapat memicu tsunami.

Menurutnya, tsunami tak terjadi karena pusat gempa bukan di lautan dan tidak tergolong gempa dangkal (di bawah 30 meter dari permukaan laut dianggap gempa dangkal), yang merupakan syarat terjadinya tsunami. Kedalaman pusat gempa Singkil kemarin itu adalah 78 km di bawah permukaan laut. (c39/dik/awi)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved