JCH Ziarah ke Jabal Magnet
Ziarah ke sejumlah lokasi bersejarah di Madinah masih terus dilakukan ratusan Jamaah Calon Haji (JCH) Aceh yang tergabung

Sejauh ini, kondisi JCH Aceh secara keseluruhan dalam keadaan sehat sebagaimana dilaporkan Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Prof Dr Rusjdi Ali Muhammad kepada Serambi dari Madinah tadi malam. “Alhamdulillah, kondisi JCH baik-baik saja,” ujarnya.
Kegiatan pokok JCH di Madinah selama delapan hari pertama, menurutnya, difokuskan untuk menyempurnakan shalat Arbain. Selain itu, pada Kamis (6/10) kemarin, cerita Prof Rusjdi, JCH kloter 1 berziarah ke Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud, dan ke pasar kurma. Namun tidak semua JCH datang ke lokasi itu. Sebagian lainnya justru menyewa taksi dengan tujuan Jabal Magnet. Di sini terdapat keajaiban alam, sebuah bukit dengan daya tarik magnetis luar biasa.
Di lokasi mobil yang sudah dimatikan mesinnya malah bisa naik sendiri ke jalan mendaki kira-kira 2,30 derajat sudut elevasinya. “Aneh kan? Itu sebab banyak jamaah yang pergi ke Jabal Magnet naik taksi,” ujar Rusjdi seraya menyebut sewa taksi ke sana berkisar antara 50-100 riyal untuk pergi dan pulang.
Dari data yang didapat Serambi, Jabal (Gunung) Magnet merupakan keajaiban alam yang banyak diminati dan dibicarakan jamaah. Kelebihannya, mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 120 km per jam dengan posisi persneling netral. Namanya memang tak setenar tempat bersejarah lainnya yang ada di Kota Suci Medinah dan Mekkah, seperti Jabal Uhud, Baqi’, Jabal Rahmah, dan lainnya. Tapi, belakangan ini Jabal Magnet makin banyak dikunjungi jamaah Arab maupun umrah untuk merasakan keajaibannya.
Risti
Sementara di Banda Aceh, Bupati Aceh Tenggara, Hasanuddin Beruh, Ketua DPRK Aceh Tenggara, M Salim Fachri, bersama Asisten II Kota Langsa, Muhammad Syahril SH MAp, melepas keberangkatan JCH kloter 5.
Total JCH yang dilepas Rabu (5/10) adalah 325 orang. Dengan rincian, 132 orang pria, 193 perempuan. Dari jumlah itu, sebanyak 225 jemaah masuk dalam kategori risiko tinggi (risti) dan harus dijaga secara ketat kesehatannya oleh petugas medis.
Usai pelepasan JCH kemarin, Kepala Bagian Humas Agara, Amri kepada Serambi mengatakan, 95 JCH sejak berangkat dari Agara sampai ke Banda Aceh biayanya ditanggung oleh pemerintah. “Biaya yang ditanggung mulai dari transportasi udara dari Medan ke Banda Aceh serta biaya pulang dari Banda Aceh ke Medan, kemudian lanjut ke Aceh Tenggara,” ujarnya.
Didampingi Kabag Kesra Agara, H Jamanuddin, Amri mengatakan, perhatian penuh untuk JCH sudah dilakukan pemerintah dalam empat tahun terakhir. Perhatian ini merupakan kesempatan yang kelima untuk JCH Agara. “Intinya Pak Bupati akan terus memberikan perhatian lebih untuk para JCH dari Agara,” ujarnya. (swa/kemenag.go.id)