Pang Uten, Software Pendeteksi Kebakaran
Bila terjadi kebakaran, kata Zainal Abidin, maka Pang Uten akan segera mengirimkan informasi titik koordinat lokasi kejadian kebakaran
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Loncatan baru bagi dunia Teknologi Informasi (TI) di dataran tinggi Gayo, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon berhasil merancang tiga program komputer yang berbasis lokal, salah satunya diberi nama "Pang Uten". Software ini mampu mendeteksi kebakaran dan perambah hutan.
Tiga program komputer itu memasukkan konten lokal sehingga dapat dimanfaatkan dan sangat berguna bagi masyarakat Aceh Tengah dan komunitas lain yang ingin mencari informasi tentang Kabupaten Aceh Tengah.
Dekan Fakultas Teknik UGP Takengon, Zainal Abidin MKom yang didampingi Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Zulfikar Ahmat ST, Minggu (18/12/2011) mengatakan, tiga program komputer tersebut dirancang para mahasiswa Fakutas Teknik UGP Takengon sejak tahun 2009 lalu.
Tiga rancangan software (perangkat lunak) komputer itu masing-masing "Pang Uten", "Lelongohen" dan "Deep-IX." Perangkat lunak "Pan Uten" dan "Lelongohen" berbentuk aplikasi yang menumpang pada Operating Syatem (OS) Linux, sementara Deep-IX adalah sebuah sistem operasi yang baru (OS baru).
Dikatakan Zainal Abidin, Pang Uten sering didengar masyarakat Gayo, "Pang Uten" ini adalah petugas penjaga kelestarian hutan dalam adat-istiadat Gayo. Saat ini, kata “Pang Uten”, nyaris tidak terdengar lagi di tengah-tengah masyarakat, bahkan sebagian besar mahasiswa Gayo saat ini tidak lagi mengenalnya. Aplikasi Pang Uten adalah serangkaian peralatan yang dihubungkan dengan program komputer yang dibuat untuk menjaga hutan siang dan malam. Aplikasi "Pang Uten," dirancang agar mampu membaca (deteksi) kebakaran hutan dan penebangan kayu.
Bila terjadi kebakaran, kata Zainal Abidin, maka "Pang Uten" akan segera mengirimkan informasi titik koordinat lokasi kejadian kebakaran atau penebangan kayu ke pusat kendali, baik yang berada di sekitar lokasi kebakaran maupun di lokasi-lokasi yang jauh dari titik api.
Rancangan ketiga, kata Zulfikar Ahmad, yakni Operating System (OS) Deep-IX yang menyimpan semua khasanah budaya Gayo, baik pembendaharaan Bahasa Gayo, adat Gayo, tutur Gayo (panggilan dalam istilah Gayo) dan semua aspek kehidupan Gayo lainnya. Deep-IX berasal dari Bahasa Inggris Deep (dalam) dan IX (sembilan), namun bila diucapkan dalam Bahasa Indonesia Deep-IX sama dengan Depik, nama ikan khas yang hidup di Danau Laut Tawar.
Selain menghindari kepunahan bahasa Gayo, Program Deep-IX juga ingin melestarikan budaya dan sejarah Gayo. “Dalam istilah Gayo sering ditemukan Sumang (Pantangan) dan Resam Berume, namun kini, tidak pernah terdengar lagi. Dalam Program Deep-IX itu akan dilestarikan lagi istilah-istilah Gayo tersebut,” ujar Zulfikar Ahmad.
Selain itu, kata Zulfikar, dalam OS Deep-IX juga ditanam games (permainan) adat Gayo, Didong, Tari Guel, Syair-Syair Gayo dan Wikipedia tentang Gayo sehingga generasi penerus dapat mencari adat-istiadat Muyang Datu Urang Gayo yang mulai hilang. Diharapkan, katanya, dalam waktu 10-15 tahun, program komputer (distro) Deep-IX itu akan sempurna. “Kami berharap, masyarakat Gayo ikut berpartisipasi dalam melengkapi data-data Deep-IX tersebut,” pinta Zulfikar Ahmad.
Program dan aplikasi baru itu dirancang oleh mahasiswa Jurusan Teknologi Informatika Fakultas Teknik UGP Takengon angkatan 2009. Aplikasi Pang Uten dirancang oleh Neni Wahyuni, Aplikasi Lelongohen dirancang oleh Hari Santoso dan OS Deep-IX dirancang oleh sekelompok mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang diketuai oleh Bunyamin.
Pakar Linux dari negara Denmark, Jonas Smedegaard alias "dr Jones" yang juga Debian Developer akan membantu mahasiswa Fakultas Teknik UGP Takengon untuk menyelesaikan tiga aplikasi dan Sistem Operasi komputer tersebut. “Selama dua pekan ke depan, Jonas akan mengajar para mahasiswa Fakultas Teknik UGP Takengon untuk menyempurnakan tiga perangkat lunak rancangan mahasiswa tersebut,” ujar Zulfikar Ahmad ST. (jalimin)