Mengenang Tsunami

Kami masih Tinggal di Gubuk

Sedangkan orang yang tidak terkena gelombang tsunami tersebut dengan senang dan bahagianya mendapatkan bantuan rumah

SAYA korban tsunami, saya dulu tinggal di Jalan Inoeng Balee, depan Askopma Unsyiah. Alhamdulilah,  dalam bencana tersebut keluarga saya selamat semuanya. Pada saat kejadian itu, saya dan keluarga sedang sarapan pagi.

Tiba-tiba terjadi gempa dan air laut naik. Saya dan keluarga langsung menyelamatkan diri tanpa memperdulikan lagi isi rumah dan barang berharga lainnya.

Saya sempat terpisah bersama keluarga dan bertemu kembali di gedung ekonomi Unsyiah. Dan alhamdulilah sampai sekarang saya dan keluarga bisa hidup layaknya masyrakat normal lainnya setelah tsunami tersebut.

Cuma satu yang saya sesalkan, saya dan keluarga tidak mendapatkan sama sekali bantuan rumah dari pemerintah, padahal rumah kami hancur berantakan dan tak layak huni lagi. Sedangkan orang yang tidak terkena gelombang tsunami tersebut dengan senang dan bahagianya mendapatkan bantuan rumah bahkan ada yang mendapat lebih dari satu rumah sekaligus dengan dalih rumah mereka ada dua KK.

Tapi walaupun begitu,  saya tidak mempermasalahkannya, karena saya tahu, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.

Dan sekarang saya bisa hidup dengan keluarga walaupun hanya gubuk sederhana yang saya dan keluarga bangun dari kayu-kayu sisa tsunami tujuh tahun lalu. Walaupun bagi beberapa orang, sama sekali tidak layak huni.***

Kamarullah
Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Banda Aceh
---------------------------
Kenangan dalam bentuk tulisan dapat dikirimkan ke email: kenangtsunami2612@serambinews.com beserta foto diri, keluarga, dan kerabat yang meninggal akibat tsunami. Tak terkecuali korban selamat (survivor) yang kini telah mampu bangkit menata kehidupannya kembali.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved